zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Tentang Pekerjaan

Saya adalah driver ojek online, terhitung aktif sejak lulus kuliah awal tahun 2023. Mungkin saya akan sedikit bercerita tentang bagaimana saya bisa menjadi driver ojol. Singkatnya, itu terjadi ketika saya mendapat ajakan teman saya untuk mendaftar dan membuat akun driver ojol. Waktu itu, saya hanya perlu membuat SKCK untuk melengkapi sebagian berkas yang ada.

Tak butuh waktu lama, berkas saya lengkap. Saya mengeluarkan uang kurang lebih 500 ribu, termasuk biaya pembelian atribut, helm, dan mantel hujan. Kemudian sebagian uangnya dialihkan ke saldo yang akan kami gunakan sebagai modal jalan.

Awalnya, kami sering mangkal atau menunggu orderan di salah satu mall terbesar di kota saya saat itu, Lippo Plaza Mall. Kami mangkal tepat di pintu samping, hanya bermodalkan duduk dan menunggu orderan sambil bermain hape atau ngobrol. Akun baru, tentunya semangat baru. Saya merasa harus mengembalikan sebagian uang yang telah digunakan untuk membuat akun. Itu motivasinya.

Setelah lulus kuliah, teman saya berputar haluan. Ia berpikir bahwa menjadi driver ojol bukan lagi hal yang utama untuknya, ia mesti mencari pekerjaan tetap agar menjadikan driver ojol sebagai pekerjaan sampingan. Sebuah pandangan baru untuk saya yang masih semangat-semangatnya menjadi driver ojol. Meski berbeda, saya tetap menghargai keputusannya, dan memang itu pilihan yang dianggap ideal untuk sarjana baru.

Setelah melewati beberapa interview, teman saya lulus di salah satu perusahaan pembiayaan sebagai kolektor. Dia acapkali memanggil saya untuk melamar ke perusahaan tersebut, namun saya tidak begitu tertarik. Bukan tidak ingin mencoba hal baru, tapi saya memiliki beberapa keinginan namun bukan di tempat seperti itu. Salah satunya, saya pernah mendaftar menjadi konten kreator di salah satu perusahaan retail, namun dalam wawancara terakhir, saya gagal. Naasnya, itu membuat saya mengorbankan waktu saya mencari orderan. Ha ha ha.

Setelah dari itu, saya hanya fokus menjadi driver ojol. Tidak begitu tertarik pekerjaan lain, karena menyukai lingkungan dan teman-teman mangkal saya. Bukan naif, tapi disamping itu saya memang juga mempunyai kebutuhan yang saya rasa akan bisa ditanggulangi dengan menjadi driver ojol tanpa memaksa saya harus bekerja pada waktu-waktu mendesak.

Kenapa saya bilang seperti itu, karena menjadi driver ojol kita diberi kebebasan bekerja. Mau libur sekalipun tidak masalah, hanya memang seperti pekerjaan pada umumnya, tidak bekerja yah tidak mendapatkan upah. Itulah yang saya pikir fair tapi tidak fair. Kenapa begitu, yap karena sistem yang ada di dalam dengan dalih 'kebebasan bekerja' itu kadang memaksa kita untuk tetap aktif. Kenapa begitu?

Sederhananya, itu mirip seperti game. Dalam satu bulan itu seperti satu musim, yang terdapat tingkatan akun. Untuk bisa mencapai level tertentu, kita mesti memenuhi syarat dan itulah yang saya bilang fair tapi tidak fair. Karena ada semacam ilusi 'kebebasan bekerja' namun ternyata tidak sepenuhnya begitu. Jarang aktif akan membuat akun kita berada di level terendah, dan itu membuat akun kita kesulitan mendapatkan orderan.

Tapi itu hanya satu dari sekian banyak pertanyaan terhadap sistem yang ada di sana. Untuk yang butuh uang, semua tidak jadi soal. Apapun akan di lakukan. Selagi masih bisa merokok dan menyisihkan beberapa untuk keperluan, saya rasa hidup akan aman-aman saja. Namun, satu pertanyaan mulai menganggu isi kepala saya: apakah driver ojol ini adalah sebuah pekerjaan?

Tentang Pekerjaan
Pertanyaan itu timbul ketika beberapa teman saya bertanya: "apakah tidak mau mencari pekerjaan?". Yah, saya memang hanya bermain-main di sini (driver ojol). Ha ha ha. Itu ungkapan saya dalam hati, namun saya hanya menjawab bahwa sudah nyaman berada di sini. Mungkin nanti jika saya sudah merasa bosan dan ingin mencoba hal-hal baru.

Menjadi driver ojol membuat saya melihat karakter orang. Pada kasus tertentu, saya sering menerka-nerka saat sedang mengantar orderan, karakter manusia seperti apa yang akan saya temui. Semoga dia tidak bertemu dengan versi terburuk dari diri saya. Itu biasa terjadi ketika kondisi di lapangan begitu sulit dan tidak kondusif.

Pertanyaan apakah driver ojol adalah sebuah pekerjaan terus terngiang di kepala saya. Apalagi saat Mama seringkali menanyakan situasi saya yang sepertinya tidak memiliki ancang-ancang bekerja (dalam hal ini: bekerja kantoran dll). Mama sering mendorong saya menjadi guru, mendaftar CPNS, sampai yang terakhir bekerja di tambang. Semua hal itu sangat membebani isi kepala saya. 

Saya ingin tetap berada di sini, di Kendari. Bekerja sebagai driver ojol membuat saya tetap berada di sini, bahkan mencintai tiap sudut dari titik pengantaran yang saya tuju. Saya jadi tau tempat-tempat yang saat kemarin mendengarpun tak pernah. Kendari memang kota kecil, tapi tiap sudut selalu membuat saya jatuh cinta. 

Pacar saya mendorong saya pada kemauan yang sangat personal. Meski begitu, tak jarang juga ia menanyakan hal serupa. Saya bingung, bagaimana agar ini bisa terlihat normal seperti pekerjaan pada umumnya. Memang bukan pekerjaan yang mapan, tapi kehidupan di sini sudah jauh lebih dari cukup. Setidaknya saya tak masuk portal berita karena mencuri atau merampok.

Dari dunia ini, saya mendapat banyak teman. Mereka semua mempunyai latar belakang yang menarik, namun di satukan pada satu kepentingan: uang. Pertanyaan berikutnya: apakah uang yang saya cari? Tentu saya tak naif, iya. Tapi percayalah, sistem poin saat menyelesaikan orderan itu di desain seperti bermain game dan itu menjadi salah satu daya tarik tersendiri, setidaknya untuk saya.

Tak jarang saya merasa bosan juga, berada di jok motor hampir seharian dan bertanya kepada diri sendiri: "Untuk apa saya begini? Untuk apa saya di sini?". Jawaban tersebut terurai cukup lama hingga saya akhirnya mengambil kesimpulan bahwa saya berada di sini untuk orang-orang terdekat saya. Saya hanya menikmati kesenangan-kesenangan yang tersisa.

Related Posts

4 comments

  1. Menurutku driver ojol juga pekerjaan sih, kan kerja gak selalu harus di kantor. Aku sendiri kerja di rumah dan penghasilannya gak tetap tapi gak pernah consider diri sebagai “pengangguran” :) Apa pun rencana ke depan semoga lancar ya. Terima kasih lho tulisannya aku jadi lebih tau soal profesi driver ojol :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas doa baiknya kak Indi. Pemikiran kak Indi tidak bisa ditemukan pada beberapa orang yang masih menganggap pekerjaan harus memakai lanyard

      Delete
  2. seperti kata Kak Indi, menurutku juga menjadi driver ojol adalah sebuah pekerjaan, cuman memang orang seperti lebih memandang kalau kerja kantoran lebih bergengsi padahal nggak selalu yg lebih bergengsi lebih membuat bahagia. menurutku yang terpenting mau itu pekerjaan apapun, asal halal, dijalankan dengan rasa bahagia, cukup untuk menghidupi keseharian, itu semua sudah cukup 😊.
    semangat ya Rahul! kayaknya aku baru pertama kali lihat orang yang sangat menyayangi pekerjaan menjadi driver ojol seperti Rahul ini 😊. semoga rezeki Rahul selalu dilancarkan!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namun kehabagiaan yang kita cari dan telah nikmati, jika tidak bisa dirasakan orang yang kita sayang juga kadang apa gunanya? Saya kadang ingin menjelaskan apa yang lebih penting dari mencari uang atau kebahagiaan, yah menikmati kebahagiaan itu sendiri.

      Saya hanya menikmati hasil keringat diri sendiri dan mencoba untuk bersyukur bahwa ternyata saya mendapatkan apa yang saya inginkan dari hasil jerih payah sendiri, mendapatkan lingkup pertemanan yang baik. Mungkin itu cukup untuk saya saat ini. Terimakasih untuk doanya, semoga berbalik kepada kak Lia

      Delete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.