zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Tentang Hidup

Jika hidup terasa baik-baik saja, saya terbiasa curiga dengan sesuatu yang ada di belakangnya. Namun hal yang tidak jauh lebih buruk dari itu adalah tidak merasakan apa-apa. Semuanya kosong, hampa. Seperti menjalani kehidupan yang tidak kita inginkan, tidak dimengerti untuk apa kita sebagai seorang manusia berada di sana.

--

Sebenar-benarnya, sekarang saya lebih senang dengan kesederhanaan hidup menikmati hal-hal sederhana atau luar biasa tanpa perlu merasa ribet untuk menunjukkan pada dunia. Fase tersebut sering terjadi sampai mungkin dipikir "terlalu edgy" untuk bersosialisasi maya. Ini bukan perkara edgy atau tidak, keren atau tidak, tapi oversharing menurut saya terkadang memudarkan kebahagiaan tersebut.

--

Saya tidak begitu siap dengan perubahan. Terutama perubahan kondisi perasaan manusia yang saya kenali. Saya pikir, saya begitu kenal dengannya sampai saat saya melihat kondisi dan situasinya yang hampir saya tidak kenali. Saya mencoba untuk paham, mencoba untuk beradaptasi dengan gaya dan metode yang digunakannya tapi saya masih sangat awam untuk dapat melakukannya.

--

Apakah dunia ini hanya diisi dengan bekerja? Saya juga tidak mengerti, diusia yang cukup ini saya merasa seperti kehidupan hanya diisi dengan bekerja sambil menunggu kebahagian kecil untuk dinikmati. Salah satu dialog dalam drakor yang pernah saya tonton terus terngiang di kepala bahwa usia hanya menambahkan tanggung jawab dalam hidupmu.

--

Pernahkah terpikir bahwa dunia hanya berisi kesendirian. Bersosialisasi adalah cara untuk memperdebatkan bahwa kesendirian bukanlah hal yang mutlak. Namun di rumah, di kosan, ataupun di kamar tempat kau beristirahat hanyalah kesendirian tersisa. Ditemani isi kepala yang ramai dengan ingar bingar dunia.

--

Ada yang bilang, hidup akan terasa lebih hidup jika mempunyai harapan? Namun celakanya, kita lupa bahwa harapan juga yang membuat kehidupan tersebut terasa hampa, terasa kosong, ketika semuanya tidak sesuai dengan harapan. Berhenti berharap dengan manusia, ujungnya kembali ke Tuhan. Tapi, kita seperti orang pada umumnya, mencari di saat butuh.

--

Siapa yang lebih mengerti diri kita? Apakah diri kita sendiri? Coba bertanya dengan dirimu sendiri, dengan kepalamu? Apakah kita cukup mengerti dengan apa yang kita mau, apa yang kita inginkan? Sehingga kadang-kadang kita merasa terlalu benar untuk menghakimi orang lain. Kita terlalu merasa jumawa dengan kehidupan dunia.

--

Pernahkah kita berpikir untuk mengisi kehidupan dengan hal-hal baik, atau setidaknya mencoba mengisinya dengan hal-hal yang tidak melukai orang lain, yang tidak melukai diri sendiri. Mungkin itu adalah pintu menuju kebahagiaan yang kita cari, yang hilang dalam radar kita selama ini.

--

Satu potongan video TikTok benar-benar membantu, ketika seorang pemuka agama berkata bahwa jangan-jangan setiap masalah tidak selalu memiliki solusi. Terkadang kita hanya perlu membiarkan, atau bertahan dengan baik sehingga masalah tersebut selesai dengan sendirinya. Mungkin yah, tapi masalah pasti akan berakhir, seperti orang berkata badai pasti berlalu.

--

Terima kasih sudah membaca isi kepala saya tentang pandangan hidup. Ini hanya sedikit dari riuhnya isi kepala di malam hari. Saya hanya berceletoh, jika tak ingin disebut membual. Ini hanya perkara mengeluarkan apa yang selama ini tidak bisa saya keluarkan. Tidak untuk orang lain, tidak untuk orang yang saya anggap penting karena merasa takut ini akan jadi bahan lelucon.

Tapi dengan menerbitkannya diblog ini, saya harap ini akan jadi kapsul waktu. Mungkin juga akan jadi lelucon bagi orang yang membaca, tapi tidak begitu masalah. Saya tidak ingin menambah pikiran, saya hanya ingin mengurai semacam kabel-kabel kusut di kepala. Seperti tasi layang-layang, kadang tali tersebut tidak bisa diselamatkan semua, jalan keluar yang harus kita ambil adalah memotong yang sudah tidak bisa kita selamatkan.


Related Posts

Post a Comment