Saya kemungkinan mengalami anxiety disorder, atau begitulah yang saya temukan dari gejala yang saya cek di internet. Hal ini bukan terjadi sekali dua kali. Awalnya, saya mengira ini hanyalah kondisi normal quarter-life crisis. Sebab saya banyak mencemaskan hal-hal yang berkaitan dengan masa yang akan datang.
Sebulan yang lalu, masa perpanjangan domain blog ini habis dan saya tak memperpanjangnya. Bukan karena tak lagi ingin mengisi blog ini, atau begitulah kira-kira yang bisa kita simpulkan beberapa bulan ini. Saya tak sesibuk itu sampai tak bisa mengisi blog ini (paling tidak seminggu sekali). Saya hanya merasa kehampaan saat menulis dan tak lagi menemukan gairah yang dulu saya rasakan.
Rutinitas menulis akhirnya saya hentikan. Saya ingin memberi jeda, setidaknya sebulan untuk melihat apakah rasa lapar itu akan kembali. Nyatanya saya malah keterusan dan akhirnya tidak lagi menulis. Membaca buku pun tidak lagi semenyenangkan dulu, atau perasaan saya saja yang begitu. Membaca buku hanyalah formalitas untuk mencari referensi proposal penelitian.
Ohya, belakangan ini saya sedang mengerjakan rancangan penelitian. Masih dalam tahapan konsul ke dosen pembimbing dua. Konsultasinya lumayan intens dan cepat, hanya saya saja yang kadang menunda dan malas mengerjakannya. Sampai kedua pembimbing saya menanyakan perkembangan proposal saya. Ini bukan satu kebanggaan, namun saya ingin mengatakan betapa malasnya saya.
Sebagai perbandingan, saya lebih dulu mengerjakan proposal, namun teman saya yang lebih dulu wisuda. Saya tidak tertarik untuk adu-aduan wisuda. Saya tak ambil pusing dari pertanyaan basa-basi yang seringkali ditanyakan. Jika bukan desakan orangtua dan SPP, saya tak memaksa diri untuk beradu tatap dengan latar belakang dan tinjauan teori.
Beruntungnya, saya sekarang mempunyai seorang pacar. Bisa dibilang satu keuntungan untuk bisa mengerjakan proposal bersama. Beberapa kali saya mendapat tawaran atau ajakan untuk menyewa joki skripsi, namun saya benar-benar tidak tertarik. Hal itu benar-benar tidak masalah untuk saya, namun saya memang tak ingin. Saya merasa harus mengerjakannya sendiri dan masih mempercayai kemampuan saya sendiri. Lagipula, saya tak begitu sibuk hingga harus menggunakan jasa joki.
Saya ingin merekap hal-hal yang terjadi selama saya tak lagi mengisi blog ini, atau paling tidak belakangan ini. Namun saya rasa tidak perlu dan terlalu melelahkan. Tidak sesimpel memasukkan foto dan video di capcut untuk mengisi april dump, may dump, dan seterusnya. Hal yang pasti, saya melewati banyak hal di tahun ini dan hampir merasakan semua perasaan manusia normal.
Kembali pada pembahasan paragraf awal, saya menulis ini pukul 2 pagi ketika baru pulang menemani pacar saya mengerjakan revisi di warkop. Sepulangnya dari warkop, saya merasakan perasaan yang aneh sepanjang perjalanan. Sesampainya di rumah, saya mengatakan hal tersebut kepada pacar saya dalam video call. Dia juga bingung dan mencoba memberikan solusi yang cukup tradisional: minum air putih.
gambar hanya pemanis |
Rencananya, saya ingin melepas tulisan ini meski terdengar bukan berita baik untuk kabar terbaru. Tapi tidak mengapa, saya merasa lebih baik setelah menulis ini. Mungkin ini adalah panggilan dari rasa lapar ingin menulis kembali? Saya juga tidak tahu. Semoga lebih baik dan senang untuk mendengar kabar baik dari teman-teman semua. Aamiin.
Hai Rahul. Kalau boleh saran, bagaimana kalau coba chat konsultasi gratis dengan psikolog? Setahuku ada beberapa layanan psikolog gratis yang barangkali bisa membantu Rahul.
ReplyDeleteHai kak Lia, lama tak berkabar. Bagaimana kabar kak Lia? Oh ya, terimakasih atas sarannya, untuk saat ini saya sudah jauh lebih baik. Mungkin hanya perlu sedikit olahraga ringan dan tidak perlu banyak memikirkan hal yang kurang perlu
DeleteSetuju dengan Lia, coba Mas Rahul konsultasi dengan ahlinya dulu untuk tahu diagnosis medisnya seperti apa. Aku juga pernah kayak gitu, mencocokkan gejala di internet dan membuat diagnosis sendiri. Begitu konsultasi dengan psikolog, ternyata dugaanku nggak tepat. Tidak seburuk yang aku bayangkan. Semoga segala urusan skripsi mas Rahul dan ayang dilancarkan dan pikirannya kembali segar.
ReplyDeleteHai kak Endah, apa kabar? Berbicara masalah diagnosis ini, seharusnya saya perlu berkaca dengan peristiwa serupa. Tapi saya merasa gejala ini belum terlalu parah untuk berkonsultasi ke psikolog. Terimakasih doanya kak Endah, kebaikan untuk kita semua. Aamiin.
DeleteMas Rahul, lama saya ga mampir kesini. Saya pun lagi dalam tahap seperti Mas, merasa malas untuk menulis blog dan membaca novel-novel yang sudah di beli. Sepakat dengan Lia, mungkin Mas bisa konsultasi dengan ahlinya, apalagi sekarang banyak media online yang ada. Saya pernah dalam tahap jenuh dan akhirnya mencoba hal yang benar-benar baru. Seperti saat ini, saya malah lagi coba untuk mempelajari bahasa baru. Jadi kegiatan menulis dan membaca cenderung disampingkan.
ReplyDeleteSemangat Mas. Ambil jeda boleh namun jangan keterusan yaaa. Semangat juga menyelesaikan skripsinya, semoga proses yang dilalui bisa mudah dan sesuai yang diharapkan!
Hai kak Devina, apa kabar?
DeleteBeberapa orang menyebutnya writers block, menurut saya mah itu emang malas aja. Ha ha ha. Alhamdulillah sekarang sudah lebih baik, sekarang lagi mencoba banyak bergerak untuk sekadar olahraga ringan. Untuk sekarang saya belum merasa mencoba hal-hal baru, sepertinya layak untuk dicoba.
Aamiin. Terimakasih doanya kak Devina