zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Jika Tidak Lebih Baik, Lebih Baik Tidak

Jika ada hal yang paling menyita waktu dan tenaga, itu adalah latihan drama dalam rangka pentas angkatan Sastra Indonesia 2018. Kegiatan ini diadakan sebagai final mata kuliah Pergeleran Sastra. Sekitar bulan Agustus-Oktober kemarin, kami sudah dibagi menjadi tiga kelompok untuk tiga naskah drama; Malam Jahanam, Nyonya-Nyonya, dan Perempuan dalam Kereta.

Setelah pembagian naskah, kami menjalani casting untuk pemilihan peran dalam masing-masing naskah. Karena hanya membaca naskah Malam Jahanam, saya melakukan casting hanya untuk naskah Malam Jahanam. Saya sendiri tertarik untuk mencoba karakter Mat Kontan, dan pada saat itu saya berhasil masuk nominasi pemeran Mat Kontan.

Sejujurnya, saya lebih senang berada di belakang panggung. Menjadi manusia yang tidak terlihat dari ingar bingar situasi depan panggung. Tapi begitulah yang terjadi, saya ditarik melakukan pemilihan peran dan saya dipercaya menjadi bagian untuk menghidupkan salah satu tokoh dari naskah Malam Jahanam.

Tidak butuh waktu lama, kami melakukan beberapa kali sesi latihan. Dimentori oleh seorang senior bernama Kak Marwan, kami beberapa kali melakukan proses reading. Disamping untuk melihat kecocokan karakter, juga sebagai salah satu metode penghapalan naskah. Diperjalanan sesi latihan, saya dan Ferdian bertukar peran. Saya berperan sebagai Soleman dan Ferdian sebagai Mat Kontan.

Jika Tidak Lebih Baik, Lebih Baik Tidak
Dalam naskah Malam Jahanam sendiri, terdapat lima tokoh yang mempunyai karakteristik dan tampakan yang menarik. Ada Mat Kontan yang diperankan Ferdian, Soleman yang diperankan saya sendiri, Paijah yang diperankan Ariska, Utai yang diperankan Danil, dan Tukang Pijat yang diperankan Ridwan. 

Malam Jahanam sendiri bercerita tentang kehidupan pasutri, Mat Kontan dan Paijah, yang mulai renggang karena Mat Kontan lebih mengutamakan burung ketimbang anaknya. Di situasi tersebut, hadirlah Soleman yang menjadi pengisi diantara kekosongan Paijah.

Jika Tidak Lebih Baik, Lebih Baik Tidak
Kami diberi waktu tiga bulan untuk memantapkan peran masing-masing. Rencananya, kami akan tampil bulan Desember. Dua malam berturut-turut dengan tiga drama pementasan. Latihan tetap berjalan. Pemain tentu saja diwajibkan datang, bersama para kru bagian properti dan kostum. Tapi semakin ke sini, ada saja alasan yang membuat latihan tertunda atau bahkan dibatalkan.

Saya sendiri cukup paham, bahwa semua orang punya kesibukan. Hanya saja, bagaimana masing-masing dari kita meluangkan 2-3 jam dari 24 jam itu untuk fokus dan konsisten menjalani latihan. Masalah ini terus berlarut-larut dan mencapai titik di mana saya memutuskan mundur secara sepihak. Ketimbang mengorbankan waktu dan tenaga untuk hal yang disepelekan, saya memilih untuk keluar.

Saya sendiri bukan orang yang aktif dalam perbincangan jadwal latihan. Saya orangnya cukup fleksibel. Mau hari latihannya apa saja, saya manut. Mau pagi, siang, sore ataupun malam, saya juga manut. Tapi yang kebanyakan koar-koar tentang jadwal latihan adalah orang yang dikemudian hari menggunakan banyak alasan.

Hampir seminggu saya memilih keluar. Beberapa teman membujuk saya untuk kembali, karena ini menjadi nilai bersama. Tentu saya tidak mau egois, saya sudah memikirkan ini sedari awal. Tapi siapa yang lebih egois dengan menyia-nyiakan waktu latihan demi kepentingan pribadi. Saya juga bukan orang yang berpikir bahwa alangkah enaknya menjadi orang yang dibujuk, dirayu, untuk kembali.

Dalam satu keputusan, saya akhirnya membuat satu rapat online. Saya akhirnya kembali, dengan berbagai kebijakan yang tentunya saya harap menjadi titik balik yang baik untuk kelompok. Dari situ, saya akhirnya kembali fokus menjadi Soleman. Kami melakukan banyak perubahan, baik terhadap naskah dan pergerakan di panggung. Eksplorasi yang menurut saya sangat menarik.

Pementasan akhirnya diundur karena satu dan lain hal ke bulan Januari. Memilih keluar dari kelompok secara sepihak adalah langkah yang cukup egois. Tapi melanjutkan dengan sistem kerja yang seperti itu, hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga. Seperti kata Pidi Baiq; jika tidak lebih baik, lebih baik tidak.

Related Posts

Post a Comment