zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Tema Buku LGBT dan Buku yang Mau Disimpan Untuk Anak (Bersama Tika Insani)

Kita sudah hampir berada diujung Februari, bagaimana kabar teman-teman semua? Saya harap sehat dan baik-baik saja. Kembali lagi bersama pemandu acara Perspektif Majemuk, the one and only, Rahul Chang-wook. Ha ha ha

Tema Buku LGBT dan Buku yang Mau Disimpan Untuk Anak (Bersama Tika Insani)
Pada episod kali ini, kita kedatangan perempuan keempat dari kolaborator serial Perspektif Majemuk. Mari beri sambutan hangat untuk kak Tika Insani, seorang blogger yang senang dengan buku dan film. Blognya banyak tulisan ulasan seputar buku dan film. Jika tertarik, mungkin bisa berkunjung ke blog kak Tika untuk mendapatkan referensi bacaan dan tontonan.

Langsung saja dan seperti biasa, kolom biru adalah jawaban saya dan kolom merah adalah jawaban kak Tika. Cus!

Buku apa yang paling challenging dibaca? Dan kenapa?

Saya bukan orang yang kalo baca buku pasti selesai. Ada beberapa buku yang tidak selesai saya baca karena benar-benar menantang. Buku pertama adalah Kura-Kura Berjanggut karya Azhari Aiyub. Saya berhenti di 1/4 buku karena saat itu fokus saya agak teralihkan pada hal lain. Alasan lainnya adalah karena buku itu punya ketebalan kurang-lebih 1000 halaman. Seingat saya, novel itu jadi yang paling tebal di Indonesia.

Buku kedua datang dari Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Ini yang novel yah, bukan puisi. Saya rasa, pace novelnya sangat lambat dengan diksi yang cukup sulit untuk dimengerti. Saya akan membacanya jika benar-benar sudah siap. Saya berusaha untuk tetap memberikan kesempatan kedua kepada semua karya yang tidak saya mengerti.

Buku paling challenging yang pernah aku baca adalah buku-buku dari Robert Galbraith alias J.K. Rowling untuk series Cormoran Strike. Bukunya memiliki genre misteri yang sudah pasti aku suka banget tapi dalam penulisannya sangat bertele-tele dan terkadang apa yang diceritakan itu gak penting. Belum lagi kasusnya yang beberapa kreatif, ada yang biasa tapi ada juga yang menjijikkan. Selain itu bukunya tebel banget dan bikin semakin capek waktu membaca buku ini.

Pendapat Rahul tentang buku yang suka sesama jenis? (Sempet heboh di booktwit dan jadi kepo pendapat org sekitar)

Saya ngga begitu masalah dengan hal ini, meski seingat saya belum ada buku dengan tema sejenis yang saya baca. Saya menonton film-film dan series tentang LGBT dan tidak masalah. Dalam Sex Education, Eric digambarkan sebagai remaja yang menyukai sesama jenis. Tapi karena tekanan sosial, ia takut mengatakan kepada orangtuanya. Setelah berdamai dengan hal itu, Eric akhirnya berani memberitahu hal itu kepada orangtuanya. 

Saya malah takut jika menghindari hal itu, akan membuat semacam gelembung bias dikepala saya bahwa hal itu tabu. Seksualitas itu bukan sesuatu yang diinginkan. Jika tidak mau meromantisasi hal itu dengan membaca atau menonton film tema sejenis, setidaknya tidak menganggap mereka berbeda sudah lebih dari cukup.

Sejujurnya aku tidak bisa menikmati sama sekali dengan buku-buku yang sesama jenis. Mau diberi bintang sempurna oleh banyak orang, punya rating tinggi di goodreads aku tetap tidak akan baca. Hal ini karena aku secara pribadi kurang nyaman saja. Aku tidak ada masalah dengan orang-orang yang suka baca, karena selera orang pasti berbeda dan aku juga tidak akan menentang atau apa. Meskipun temanku sendiri yang suka, mungkin aku akan lebih mengabaikan ketika sedang membahas buku sejenis daripada mendebatnya.

Buku apa yang bikin "kecemplung" di dunia perbukuan?

Saya pernah bercerita tentang ketertarikan saya dengan buku sejak SD. Beli buku komik dua ribuan dengan uang jajan, kemudian pulang ke rumah untuk makan. Tapi kalau buku yang dimaksud adalah buku novel dan teman-temannya, buku pertama yang saya beli adalah Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Buku itu adalah awal yang bikin saya tertarik beli buku lagi, lagi, dan lagi.

Buku yang bikin aku jatuh cinta dengan dunia buku adalah novel KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) yang ditulis oleh Sri Izzati berjudul “Hari-hari di Rainnesthood”. Sebelumnya aku lebih sering baca komik dibandingkan novel, tapi sejak baca ini aku mulai melirik novel-novel lain dan jadi suka hingga sekarang.

Satu buku apa yang pengen Rahul keep untuk anak Rahul nantinya

Pertanyaannya sulit pisan kak Tika. Saya benar-benar ngga kepikiran untuk menyimpan buku untuk anak saya nantinya. Tapi kalo berhubungan dengan hubungan Orangtua dan Anak, kayaknya saya akan coba membuatnya baca Sabtu Bersama Bapak karya Aditya Mulya. Salah satu buku magnum opus dari kang Adit. Saya tidak berpikir sampai seperti Bapak Gunawan, tapi yang saya harapkan bahwa ia bisa mengambil poin bahwa tidak ada orangtua yang sempurna. Mereka hanya mencoba menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Mungkin aku tidak akan menyebutnya 1 buku melainkan 1 series, yaitu series Ulysses Moore. Aku ingat jatuh cinta dengan buku ini saat membacanya di pameran sekolah. Bukunya super magical dan penuh petualangan keliling dunia di masa sekarang dan lampau. Bukunya pun susah banget dicari jadi ini semacam harta karun yang bakal aku simpan terus tentunya.

Buku yang menurut Rahul tidak seharusnya diangkat jadi film? 

Saya benar-benar ngga tau jawab pertanyaan ini. Dulu pas nonton film tidak sempat kepikiran untuk baca bukunya terlebih dahulu. Sekarang pas baca buku dulu sebelum nonton film adaptasi, kebanyakan suka semua. Lagipula, saya juga ngga gitu ngerti standarnya. Kalo dikatakan, filmnya tidak sesuai isi bukunya, toh akan ada argumen bentuk film dan buku itu berbeda.

Kalo dikatakan ceritanya terlalu sederhana untuk diangkat jadi film, lah itu hak yang mau beli right ceritanya. Saya sebenarnya tidak terlalu masalah kalo semua buku diangkat jadi film. Asalkan dengan orang yang tepat, saya kemungkinan akan menonton. Saya lebih prefer nonton film dari sutradara yang memang mencintai bukunya, ketimbang sutradara yang dianggap piawai.

Buku klasik “The Secret Garden”, aku lebih dulu menonton filmnya dan sejujurnya aku kecewa karena aku tidak merasakan kesan magical ketika menonton film ini. Lalu saat baca bukunya aku suka sekali, mungkin karena bayanganku sendiri jauh lebih imajinatif. Sayang sekali sebenarnya karena potensi ceritanya bagus tapi tidak dieksekusi dengan baik.


Sudah sampai dipenghujung acara, pertanyannya menarik-menarik. Meski ada beberapa yang sulit untuk dijawab. Ha ha ha. Seperti biasa dipenghujung acara, ini adalah lima buku favorit kak Tika Insani, lengkap dengan deskripsi pengantar dari kak Tika. Mudah-mudahan bisa jadi rekomendasi bacaan bulan ini.

Tema Buku LGBT dan Buku yang Mau Disimpan Untuk Anak (Bersama Tika Insani)
Waahhh kayaknya projectnya berkembang terus nih. Dan wah bingung juga ya kalo harus mikirin buku apa yang jadi kesenangan aku. Oke jadi 5 buku yang masuk ke favorit menurut Aku sendiri, yaitu:

Percy Jackson Series by Rick Riordan, suka series ini tanpa tau kalo buku ini ternyata series. Karena sejak pertama baca aja udah bikin penasaran terus hingga akhirnya koleksi semua bukunya dan bahkan ikutin karya penulis yang lainnya. Tau sejak buku ini pertama kali terbit dan buku ini yang bikin jatuh cinta sama dunia fantasy.

Golden Bird Series by Luna Torashyngu, buku yang super seru karena ada hubungannya sama hacker dan menurutku ini gak biasa apalagi ditulis oleh penulis lokal saat itu. Karena kuliahnya dekat dengan dunia "pemrograman" makanya kepo banget sama buku ini dan pas dibaca kisahnya asik banget. Semua buku dari si Penulis ini terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari makanya gak susah untuk ngikutinnya. 

Ulysses Moore, buku yang paling susah di dapet di Indonesia dan jadi buku dengan hardcover pertama yang aku punya. Rela-relain nabung demi beli buku ini karena harganya lumayan mahal. Sayangnya ini buku dari luar dan penerjemahnya lama banget harus nunggu buku ini 2 tahun sekali baru terbit. Tapi, cerita petualangannya super keren! Bahkan aku pernah bikin cerpen "ala-ala" yang terinspirasi dari buku ini dan disenengin sama temen-temen sekelas yang baca meskipun gagal untuk terbit.

Lockwood n Co series by Jonathan Stroud, kisah paduan horror, mistery dan fantasy. Semua jadi satu kesatuan yang bikin ceritanya bagus banget. Gak ngebosenin sama sekali dan terus bikin baca tanpa berhenti! Buku ini yang nyelamatin aku dari reading slump parah diakhir 2019 sampai pertengahan 2020. Kalau aku gak baca buku ini mungkin aku gak akan aktif blogging lagi dan gak akan dapat kenalan baru juga dari blog.

Mimpi Sejuta Dollar by Merry Riana, satu-satunya buku nonfiksi yang aku baca selama ini. Dulu baca buku ini pun karena tugas sekolah dan jadi suka karena buku ini mengajarkan tentang kerja keras dan kemauan besar dari si Penulis ditengah kesulitan yang ia punya. Apalagi ia harus berada di tengah negara asing dan bertahan hidup sebagai seorang wanita sendirian. Part tebesar yang bikin aku semakin simpati karena sama-sama wanita dan menjadi berpikir bahwa wanita juga bisa melakukan apapun yang ia mau.


Sayang sekali tidak ada yang bisa menebak kolaborator dari clue kemarin. Saya tidak tau apakah memang terlalu sulit atau teman-teman memang ngga kepikiran. Untuk kolaborator berikutnya, biar lebih semangat saya kasih 50K Saldo OVO untuk yang bisa menebak. Clue-nya adalah:

Perempuan manis itu menyukai teman personil Peter Pan

Related Posts

30 comments

  1. Oemjiii ternyata jawabannya ada Kak Tika 😂 kok nggak kepikiran ya wkwkwk. Tolong Rahul jelaskan maksudnya I look Cob Kit itu apa, biar kami semua bisa tidur tenang 🤣

    Hujan Bulan Juni juga novel yang challenging buatku. Padahal hanya 100 halaman, tapi untuk mencapai 1/4 buku aja, sulitnya bukan main 😂. Diksinya terlalu berat untukku, jadi aku berhenti baca dan sama seperti Rahul, mungkin nanti akan aku coba baca kembali saat udah siap 😂.

    Perihal buku yang ada LGBTnya, aku sendiri nggak masalah tapi memang agak nggak nyaman kalau dibahas terlalu detil 😂. Pernah baca Supernova, itu mengangkat isu LGBT di dalamnya tapi nggak begitu detil jadi masih oke. SexEdu juga masih oke untukku. Pokoknya asal nggak dijelasin secara detil, aku nggak masalah 😂 soalnya bukan cuma LGBT aja, yang cewek&cowok aja kalau dijelasin secara detil, aku juga nggak nyaman bacanya 🤣 kayak Fifty Shade gitu, terlalu detil, tak sanggup baca bukunya sampai habis, malah jadi eneg 😂 #aneh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngga kepikiran yah? Itu, penjelasannya sudah dikasih kak Tika. Ha ha ha.

      Nah, karena itu, pernah ada teman yang juga minjam buku itu. Pas balik-balik, dia curhat ke saya,"kamu baca buku ini paham?". Saya lalu liat muka dia, kayak muka orang kebingungan. Saya jawab tidak, dan raut wajahnya berubah. Kayaknya dia minder, buku 100an halaman saja susah untuk dia mengerti. Ha ha ha.

      Oh, Supernova juga nganggkat isu ini yah? Saya kebetulan juga belum baca seri Supernova. Kalo buku, saya jarang atau bahkan belum pernah dapat isu macam ini. Kalo film atau serial mah sering sekali

      Delete
    2. Ternyata anagram url-nya 😂 susah banget! Aku nggak ketebak sama sekali wkwkwk. Cupu banget, aku nggak bisa jadi detektif 🤣

      Huahahaha untung temannya Rahul nggak sendirian. Kalau dia jadi minder beneran, sulit nanti urusannya 😂. Memang diksinya berat, aku salut sama yang bisa baca sampai selesai 👏🏻

      Iya, di seri ke-1nya aja sih, Hul. Tapi hanya sebagai background aja, nggak fokus ke sana ceritanya hahaha. kalau film atau serial lebih banyak mengangkat isu ini, apalagi karya luar negeri, udah semakin banyak cerita seperti ini yak hahaha

      Delete
    3. Saya kira, pembaca Sherloc dan Poirot udah pada paham dengan pola seperti ini. Ha ha ha.

      Dia curhatnya kayak bersalah sama diri sendiri kak Lia. Ha ha ha. Lucu ekspresinya.

      Nah, makanya saya lebih sering nemu difilm, seingat saya. Jarang sekali nemu buku yang ada unsur atay mengangka tema ini

      Delete
  2. Kalau buku tentang LGBT, aku gak terlalu sering baca. Tapi pernah suka bacaan sejenis itu di internet karena dulu gak sengaja ketemu. Sekarang aku baca satu webtoon yang ada unsur LGBT, dan bagus menurutku, jadi aku suka.

    Untukku, buku yang membuat kecemplung di dunia perbukuan, komik Doraemon dan majalah Bobo, kurasa.

    Gak nyangka salah satu buku favoritnya Kak Tika itu Golden Bird series. Aku jadi nostalgia dulu suka baca buku itu.

    Untuk tebakan di akhir, yang terpikir itu Lia, menurutku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, ternyata kak Sella cukup sering baca cerita yang nganggkat isu ini yah? Judulnya apa?

      Kalo yang lahir diera 2000-an ke bawah memang tak akan lepas dari komik Doraemon dan Majalah Bobo. Teman saya, tiap minggu ke Gramed bareng Ibunya. Selalu pulang dengan komik dan majalah.

      Saya malah baru dengan Golden Bird series itu. Kayaknya keren. Untuk jawabannya, saya keep yah kak

      Delete
  3. Pertama. Hul, aku sedikit menyesal karena kemarin saat Rahul balas komentar terakhir kalo kolaborator selanjutnya adalah "Tukang resensi" aku sempat kepikiran kalo itu mba Tika! tapi mikir lagi kok cluenya "I look cob kith, maksudnya apa ya LOL, akhirnya aku kubur aja di otak, dan pas tau kalo ternyata jawabanku bener. ha ha, kesel juga. Apa I look cob kith itu diambil dari istilah dalam buku favoritnya mba Tika ? wkk.

    Kedua. Mau jawab juga soal buku apa yang bikin aku kecemplung di dunia perbukuan. Jawabannya adalah Sherlock holmes series, awalnya gara2 dari kecil udah ngikutin ceritanya det.conan, sampai SMP diajakin nonton sherlock movie (Robert downey as holmes), abis itu langsung nyari novelnya, dan makin kesini semakin suka sama novel2 detektif dan merambah ke buku-buku fiksi lain yang serupa.

    Soal buku yang paling Challenging. Aku punya jawaban yang sama dengan mba Tika hohoho. Kisah Cormoran strike dalam novelnya kurang ngena dan karakterisasi Cormoran sbg detektif menurutku masih kurang nampol, rasanya flat. Agak terpaksa aku selesaikan karena kepo dengan ending kasusnya, dan yah akhir cerita di buku pertamanya pun...tetap terasa kurang.

    Dari semua kolaborator yang udah tayang, buku-buku yang direkomendasikan sangat beragam, ini menarik sekali. Dan aku juga bisa liat ketertarikan mba Tika terhadap buku fantasi yang cukup besar, seru bangett bacanya.

    Huul, petunjuk lainnya dong untuk next collaborator. mungkin kali ini aku akan coba jawab beneran :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang-orang perlu sedikit keberanian untuk salah yak. Ha ha ha. Penjelasannya udah dikasih tau kak Tika. Mungkin bisa jadi clue untuk jawaban yang ini.

      Itu buku JK Rowling yang jadi nama pena kan? Saya tau beberapa tapi belum membacanya.

      Tujuan lain saya selain ngasih liat perspektif lain, saya juga pengen ngasih rekomendasi bacaan. Kalo misalnya teman-teman senang dengan perspektif kolaboratornya, mungkin bisa kepo ke rekomendasi bacaannya.

      Karena ini bulan Februari, bulan kasih sayang, bacanya berdua

      Delete
  4. Telat banget baca email dari Rahul dan akhirnya langsung meluncur kesini. Sejak postingan lalu udah ada dugaan sih kalau akan up tapi merasa malu aja kalo salah nebak wkwkwk 🤣 Sepertinya clue dari Rahul itu anagram dari alamat blog ku ya? Karena engga semua huruf dipakai makanya masih ragu2 juga 😆

    Btw, terima kasih sudah mengajak kolaborasi Rahul😊 jadi bisa melihat perspektif temen2 lain dari pertanyaan sederhana ini. Sukses terus kolaborasinya!

    Mau ikutan nebak next colaborator tapi gak ada ide sama sekali 🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo diri sendiri yang nebak pasti memang ada rasa malu. Ha ha ha. Kalo benar, takut dibilang narsis. Kalo salah, takut dibilang kepedean. Itu memang anagram dari url blog kak Tika tidak ada yang kurang. Kalo yang dimaksud adalah '.com'-nya, itu memang sengaja tidak saya sertakan biar nebaknya gampang

      Terimakasih apresiasinya kak Tika. Karena pertanyaan kak Tika, saya juga senang bisa list perspektif teman-teman yang lain.

      Kalo kak Tika bisa nebak yang kemarin, seharusnya yang ini juga bisa. Ha ha ha

      Delete
  5. Aku baru selesai baca rangkaian kiriman di seri Perspektif Majemuk ini 👀 Terima kasih Reka yang sudah men-tweet link-nya di Twitter xD Ide & format tulisannya menarik, Rahul! Tidak sabar untuk baca kiriman selanjutnya di seri ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sudah baca semuanya? Terimakasih kak Farah apresiasinya. Episod berikutnya akan terbit bulan depan

      Delete
  6. Owalaah ternyata jawaban dari clue-nya itu anagram wkwkwk *habis baca2 komen juga* 😂😂

    Seperti biasa, menarik niih tanya-jawabnya! Aku setuju sama Mba Tika soal Cormoran Strikes! Aku menikmati banget Harry Potter tapi entah susah rasanya buat habisin satu buku Cormoran Strikes aja wkwk bener, cukup bertele-tele jadinya keburu bosan 😌

    Soal buku bertema LGBT, aku kayaknya belum pernah baca novel yang cerita utamanya tentang ini, palingan cuma ada karakternya yang bagian dari LGBT. Tapi justru sering baca yang bertema ini dari fanfiction ehehehee dan aku tipe yang baca cerita berdasarkan ceritanya bagus atau enggak, jadi ga masalah dengan tema ini 😁

    Eh iya kalau soal buku pertama yang bikin suka baca sih Doraemon Petualangan. Tapi kalau buku yang bikin kecemplung di dunia perbukuan (entah kenapa kok aku nangkapnya beda dengan buku yang bikin suka baca), kayaknya Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Karena gara-gara baca ini, aku jadi tertarik juga sama diskusi-diskusi soal buku, bukan hanya baca buku aja.

    Ini clue kolaborator berikutnya kayaknya Lia deh hahaha karena inget TinkerLia alias Tinkerbell, temennya Peter Pan 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua pada ngga nyangka atau gimana nih? Ha ha ha.

      Mungkin JK Rowling pengen ngubah pola berceritanya dari Harpot ke Cormoran Strikes itu tapi ngubahnya terlalu hardcore dan jatuhnya malah seperti itu. Saya juga belum baca CS-nya JK Rowling yang pake nama pena itu. Saya rasa, dengan menggunakan nama pena saja sudah seakan-akan JK Rowling mau bilang bahwa ini bukan buku untuk penggemar Harpot.

      Nah, sama seperti kak Eya, saya juga ngga masalah dengan tema apapun asal ceritanya bagus dan menarik. Urusan seberapa gamblang hal itu diceritakan itu mah belakangan.

      Saya baca Raden Mandasia dan memang itu buku keren. Salah satu buku yang saya baca pas SMA dan teringat masa SD ke Perpustakaan untuk baca cerita-cerita dongeng dan Si Kancil. Buku itu juga bikin saya selalu ngiler kalo bahas makanan. Ha ha ha.

      Waw, sudah mulai banyak yang jawab nih. Jawaban kak Eya saya keep yah

      Delete
  7. yess aku juga suka buku "kecil-kecil punya karya"
    aku baca hanya beberapa saja koleksi dari adikku. yang bikin aku kagum adalah anak kecil seumuran izzati ini bisa membuat sebuah naskah cerita dengan imajinasinya yang woww, itu udah kerennn banget buatku

    dari dulu penasaran sama bukunya Merry Riana, tapi belum keturutan sama sekali buat beli bukunya.menarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya jadi makin tertarik baca Hari-hari di Rainnesthood karya Izzati itu kak Ainun. Barusan baca cuplikannya. Keren euy. Anak umur 10 tahun nulis sudah sebagus itu

      Delete
  8. Halo mas Rahul.

    Ternyata mbak Tika ya kolaborator selanjutnya, kirain aku siapa.

    Buku yang belum selesai aku baca kayaknya apa ya, agak lama dulu pernah baca buku novel luar tapi lupa judulnya, sebenarnya agak menarik dan aku sudah baca sekitar 300 halaman tapi karena tebal sampai 800 jadinya tidak selesai, soalnya pinjam dari taman bacaan.

    Buku soal LGBT, sepertinya dulu pernah baca juga tapi lupa judulnya juga.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, episod terbaru ini dari kak Tika. Cluenya pake anagram url kak Tika. Banyak yang ngga ngeh memang. Ha ha ha.

      Lumayan tebal juga bukunya. Saya paling susah kalo baca buku hasil pinjaman, soalnya kalo baca saya ngga bisa cepat. Ha ha ha. Makanya kalo benar-benar pengen baca, saya mending beli bukunya.

      Kalo disuruh mikir judul susah kan? Ha ha ha. Saya juga rasanya pernah baca, tapi pas mikir judulnya lupa mas Agus

      Delete
    2. Nah itu, bukunya sih cukup menarik tapi tidak cukup kuat untuk di beli kang Rahul jadinya aku sewa saja, cuma dikasih waktu tiga hari. Ya jelas ngga kelar, kan tidak cuma baca saja, harus kerja dan lainnya.

      Buku tentang LGBT tapi masalah misteri pembunuhan yang menimpa para LGBT, aku suka genre misteri makanya baca

      Delete
    3. Selain punya prioritas lain, bukunya juga kelewat tebal mas Agus. Ha ha ha. Tiga hari lagi. Tapi memang temanya menarik

      Delete
  9. Sebelum komen isiny, aku mau jawab tebakannya dulu ah. Setelah sblmnya aku ga pernh bs nebak, dg pede yg skrng aku jawab, kintributor berikutnya adalah LIA. 😆😆 Bener kan iya kan? Hehehehe...

    Mbaa Tika, kita samaan suka Lockwood. Yaampun aku suka bgd itu petualangan trio itu membasmi hantu. 😍 Kalau buat film, aku sependapat dg mas rahul, setiap buku semuanya hak mereka mau dijadikan filmny. Tp namanya penonton ada aja kecewanya. Hehehe.. Ada satu film ga banget yg diangkat dr novel klasi vampir Anne Rice, judul bukunya Queen of Damned. Filmny jg judulnya sama, saking parahnya rating IMDB ny cma 50an 😆

    Btw, aku pdhal mau baca buku Robert Galbraith. Udah beli jg bukunya. Tp baca pendapat Mba Tika kok aku jd ragu buat mulai baca yaaa.. 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kak Thessa kali ini pede dan antusias sekali. Ha ha ha. Jawabannya saya keep dulu yah kak Thessa.

      Intinya saya mah gini aja, kalo suka bukunya terus film atau serialnya tidak, saya anggap film atau serialnya ngga pernah ada. Sesimpel itu aja. Kayak kasus kemarin, meski belum baca 13 RW, tapi saya sangat suka Season 1-nya. Pas masuk season 2 ceritanya mulai ke mana-mana. Sekarang sudah sampai season 4, ngga tau ceritanya sudah ke mana. Tapi saya anggap serial itu selesai di season 1 saja. Ha ha ha.

      Mungkin bisa coba baca cuplikan atau ulasannya. Siapa tau buku itu cocok dengan kak Thessa. Saya aja yang baca impresi teman-teman, masih tertarik untuk baca

      Delete
  10. Topik sensitif ini. Kalau saya memang tidak terlalu suka membaca romans jadi nyaris tidak pernah menyentuh soal LGBT ini. Gimana mau bicarakan percintaan wong isi ceritanya dikejar-kejar seusatu, memecahkan siapa pembunuhnya atau menghadapi hantu terus. Hahaha..







    ReplyDelete
  11. Akhirnya bisa meninggalkan komentar di sini juga setelah menjawab pertanyaan di Kafe MM hahahaha :D

    Owalaaaah ternyata bener yaaak look cob kit itu anagramnya dari tikbookholic 🤣 sebetulnya saya udah menduga saat postingan ini naik tayang dan sebelum Mba Tika sendiri yang menjawab, dan ternyata memang benar wkwkwk sepertinya Rahul Holmes makin jago nih bikin clue clue yang bikin kepala muter 😝

    Ngomongin karya LGBT, saya jadi teringat dengan novel Gerhana Kembar milik Clara Ng yang pernah dibahas Mba Fanny di Instagramnya. Antara penasaran dan takut juga kalau baca bakal menganggu pikiran dan batin 😂 tanpa mengurangi rasa hormat, saya memang memilih untuk nggak terlalu banyak "mengkonsumsi" diri dengan konten sesama jenis, baik itu dalam bentuk karya seni dan lainnya. Jadi cukup tahu aja deh hihi

    Dan karena Percy Jackson diungkit, saya jadi kepingin baca novel-novelnya deh. Gara-gara semalam saya baca ulasan mitologi Yunani dan banyak yang merekomendasikan seri novel Percy Jackson untuk lebih tahu banyak sejarah para dewa. Menarik yaa sepertinya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat datang kembali kak Jane. Keterbatasan ternyata buat saya jadi makin kreatif. Padahal awalnya saya pengen naroh clue "reviewer girl", tapi kayaknya terlalu mudah dan universal. Jadi saya ganti aja pake clue yang sering saya liat di film detektif. Ha ha ha.

      Buku Gerhana Kembar itu nyeritain LGBT kak Jane? Jadi penasaran saya. Dan yah, balik lagi, setiap orang punya preferensi yang berbeda. Diantara itu semua ada satu aspek yang bisa merangkul, namanya toleransi.

      Abis baca Harpot nanti kayaknya saya juga mau baca Percy Jackson. Soalnya sudah dihasut juga oleh teman untuk nonton filmnya. Ha ha ha

      Delete
  12. bicara ttg buku LGBT, seumur2, aku baru baca 1 buku yg pure ttg LGBT :). Buku karya Clara NG, judulnya Gerhana Kembar. awalnya aku pikir jalan ceritanya bakal bikin geli, jijik, tapi ternyata ga samaseakli... Clara NG bener2 piawai sih... walopun sampai kapanpun aku ga akan pernah setuju dengan LGBT, tp membaca buku gerhana kembar, perasaan kita bener2 sangat diaduk-aduk membayangkan percintaan 2 wanita yg miriiiis banget.. sedih, ceritanyaa... itu rekomen sih untuk dibaca.. bukan jenis buku lgbt yg kampungan..

    kalo udh bicara buku, aku lgs susah untuk memilih, krn buku buatku udh kayak anak2 sendiri :D. aku rela spare 1 ruangan di rumah hanya untuk perpustakaan pribadi. krn ga pengen aja buku2ku jd berantakan.. kalo buku2 yg pgn aku keep utk anak2ku, jelas buku2 ENID BLYTON. aku punya banyaaaak, dan skr pun si kaka udh mulai membaca buku2 lima sekawan, yg tiap hari hrs setor bacaan ke aku... bab yg udh dibaca hrs dia ceritain ulang dgn pemahamannya sendri. aku pgn membiasakan dia suka membaca seperti aku :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata banyak yang baca Gerhana Kembar itu yah. Saya jadi makin tertarik. Enid Blyton itu yang nulis Lima Sekawan yah? Saya malah belum baca bukunya. Ha ha ha.


      Setuju atau tidak itu pilihan masing-masing kak Fanny

      Delete
  13. Oalah ternyata mba Tika wwkwkwk susah banget clue-nya xD untuk next collaborator kayaknya Lia deh, teman Peter Pan kan Tinker Bell yah, dan dia peri. xD sotoy, mana telat banget jawabnya.

    Untuk buku LGBT itu aku sama kayak mba Tika, nggak terlalu nyaman bacanya. Nonton film bertema itu juga nggak terlalu suka. Aku memang nggak membenarkan hal itu sih, tapi juga nggak mau "menyerang" orang-orang yang menganut paham tersebut.

    Wow buku untuk diwariskan ke anak wkwkwk apa ya, paling komik Miiko. xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jawaban kak Endah benar, bersama teman yang lain. Tapi setelah saya random pick, nama yang keluar sebagai pemenang kak Thessa. Mungkin bisa nebak di Persepektif Majemuk yang baru aja terbit.

      Semua orang punya tempatnya masing-masing. Tidak setuju bukan berarti membenci.

      Komik Miiko ini memang favorit kak Endah yah kayaknya. Ha ha ha

      Delete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.