zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Membahas Tuntas 'Preman Pensiun 1 & 2'

Sejak nonton film Preman Pensiun, saya jadi penasaran dengan sinetronnya, dengan semesta para Preman yang ingin pensiun itu. Karena itu, tahun ini saya maraton nonton sinetron Preman Pensiun 1 dan baru selesai 2-nya beberapa waktu lalu.

Karena mulai sering main Quora, saya kerapkali menjawba pertanyaan seputar film dan sinetron. Salah satu pertanyaannya adalah sinetron favorit saya. Bisa dibilang, saya tumbuh bersama sinetron Indonesia. Mulai dari Gentabuana Indosiar, sinetron siang SCTV, sampai sinetron malam RCTI. Saya masih ingat betul beberapa sinetron yang menghiasi masa kecil saya.

Sinetron apa yang paling sering kamu tonton? 

Tidak ada urutan dari yang paling sering, ini cuma seingat saya saja.

  1. Preman Pensiun 
  2. Ganteng-Ganteng Serigala 
  3. Cinderella (Apakah Cinta Hanyalah Mimpi?) 
  4. Bawang Merah Bawang Putih 
  5. Tarzan Cilik
  6. Doo Bee Doo 
  7. Tendangan Si Madun 
  8. Liontin 
  9. Intan 
  10. Cahaya 
  11. UFO 
  12. Dimas dan Raka 
  13. Abdel dan Temon 
  14. Disini Ada Setan 
  15. Candy

Banyak juga yah. Masa kecil saya banyak dihiasi oleh sinetron. Nonton bareng keluarga di ruang tengah. Waktu itu belum ada hape, masih jamannya rebutan remot teve atau perjanjian ganti kanal pas iklan.

Itu adalah jawaban saya versi Quora. Dari 15 judul sinetron yang saya sebut, salah satunya adalah Preman Pensiun. Preman Pensiun adalah sinetron yang saya tonton sejak lama tidak menonton teve. Dan saya menemukan sensasi nonton sinetron pas masa kecil dulu. Bagaimana logika, karakter, dan alur yang logis masih ada.

Baca juga: Serial Terbaik Semester 1 Tahun 2020

Oleh karena itu, saya ingin membahas sinetron Preman Pensiun 1 dan 2 sebagai sebuah sajian televisi yang menghiasi masa-masa nugas dan pandemi saya.


Premanisme sebagai Tema Besar

Salah satu hal yang saya suka dari Preman Pensiun adalah tema yang diusung: preman yang ingin pensiun. Meski banyak membahas premanisme, Preman Pensiun bisa dikatakan minim adegan berkelahi. Lebih banyak meng-eksplor sisi humanis dari kehidupan preman.

Preman Pensiun 1 kita disuguhkan karakter Kang Bahar, ketua preman yang ingin pensiun. Ia mewariskan jabatannya kepada Kang Mus. Meski kata preman kerapkali identik dengan hal negatif, karakter Kang Bahar mencoba meluruskan dari sudut pandangnya. Bahwa bisnis yang mereka jalani memang bisnis yang bagus, tapi bukan bisnis yang baik.

Maka dari itu, Kang Bahar memilih untuk pensiun sejak almarhum istrinya meninggal. Ia tidak ingin jabatannya sekarang menghalanginya untuk bertemu istrinya di surga. Meski begitu, dikalangan masyarakat, nama Kang Bahar bukan sekadar ketua preman, tapi orang baik yang membuka jalan usaha untuk mereka, membantu mereka agar bisa hidup lebih baik.

sumber: RCTI Plus

Disisi lain, ada karakter Kang Mus sebagai penerus dari jabatan Kang Bahar. Meski begitu, ia merasa dirinya tidak cocok untuk memimpin bisnis yang dibangun oleh Kang Bahar. Ia merasa dirinya belum siap, belum mapan. Sembari menjalani tugas sebagai penerus ketua preman, Kang Mus dalam Preman Pensiun 2 mulai berniat ingin pensiun seperti Kang Bahar.

Niat ini memang sudah terlihat dari Preman Pensiun 1, dimana Kang Mus yang masih sulit menjelaskan pekerjaannya kepada anaknya sendiri, Eneng. Namun, setelah kematian Kang Bahar pada Preman Pensiun 2, niat Kang Mus untuk pensiun semakin bulat.

Dinamika Antar Karakter

Selain tema yang menarik, Preman Pensiun juga menyajikan karakter unik yang kuat dan memorable. Di keluarga Kang Bahar, kita tahu ada Kang Bahar dan almarhum Istrinya, serta anaknya Kinanti dan dua orang kakanya Kinasih dan Kirani yang sudah diboyong oleh suaminya. Serta seorang asisten rumah tangga bernama Imas dan supir pribadi bernama Amin.

Dinamika karakter yang terjadi adalah ayah bersama istri dan tiga orang anak; Kang Bahar bersama Kang Mus; majikan bersama asisten rumah tangga; majikan bersama supir pribadi; serta asisten rumah tangga bersama supir pribadi. Dinamika ini akan kita lihat sepanjang sinetron Preman Pensiun 1 dan 2.

Beda lagi dengan keluarga Kang Mus, yang dimana ia mempunyai seorang istri, anak, dan mertua. Selain itu, Kang Mus akhirnya mempekerjakan Ceu Edoh, seorang tetangga yang kini menjadi asisten rumah tangga di rumah Kang Mus.

Dari dinamika keluarga, kita pindah ke dinamika profesional atau pekerjaan. Setelah memberi mandat kepada Kang Mus, Kang Bahar hanya bertugas memantau dari jauh tanpa ikatan apa-apa. Kang Mus bertugas mengawal dan mengontrol semua titik dan orang yang bekerja di bisnis tersebut.

sumber: RCTI Plus

Di titik pertama adalah Pasar, disini Kang Komar sebagai kepala dari preman yang bertugas di pasar. Dibawahnya ada Iwan, Jony, dan Jupri. Dinamika karakter yang terjadi adalah antara Kang Komar bersama anak buahnya; Komar, Iwan, Jony, Jupri bersama penjual di pasar; Iwan bersama Jony bersama Jupri; serta Komar, Iwan, Jony, Jupri bersama Kang Mus.

Dari pasar, kita pindah ke Terminal. Gobang mempunyai bawahan yaitu Cecep, Boim, dan Kemot. Meski begitu, dinamika yang sering terjadi adalah antara Gobang bersama Cecep dan Boim; Cecep bersama Boim; dan Gobang, Cecep, Boim bersama Kang Mus.

Selain Pasar dan Terminal, bisnis yang Kang Mus pimpin juga ada di jalanan. Setelah Maman Suherman diganti oleh Jamal, akhirnya Jamal gantikan oleh Dik Dik setelah terjadi insiden. Dik Dik mempunyai anak buah Murad dan Pipit. Dinamika yang terjadi adalah Dik Dik bersama Murad dan Pipit; Murad dan Pipir bersama penjual di pinggir jalan; Murad bersama Pipit; serta Dik Dik, Murad, dan Pipit bersama Kang Mus.

Dari tiga titik itu, adalah sentral dari kelompok preman yang menjalankan pekerjaan yang disebut bisnis. Bisnis yang dikepalai oleh Kang Mus, banyak diinginkan oleh orang, sehingga adanya Jamal menjadi cerminan dari citra negatif preman yang ada di masyarakat. Meski begitu, Jamal bisa dikatakan orang yang cerdas dan berwawasan. Sayangnya, wawasan yang dimiliki Jamal digunakan untuk hal yang tidak baik.

Bandung dan Sunda

Oleh Aris Nugraha, selaku nahkoda dari kapal Preman Pensiun, Bandung dijadikan sebagai tempat dimana semesta Preman Pensiun berada. Karena berada di Bandung, sepanjang Preman Pensiun 1 dan 2, kita diperlihatkan oleh pemandangan kota Bandung. Mulai dari jalanan, suasana, sampai destinasinya.

Bandung dikenal sebagai kota kembang, dari sejarah kota kembang hanyalah kiasan dari Meneer Jacob saat Pengurus Besar Perusahaan Perkebunan Gula (Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters) melakukan pertemuan akbar dan meminta mendatangkan nona-nona Indo-Belanda yang cantik. Seiring waktu, julukan tersebut lebih mengarah kepada keindahan kota Bandung sendiri. Secara tidak langsung dan sengaja, Preman Pensiun memperkenalkan itu pada masyarakat luas.

Karena berada di Bandung, jelas saja para pemain menggunakan logat Sunda. Kenapa bukan bahasa Sunda sekalian? Mungkin karena ini sajian tontonan, yang audiensnya bukan hanya di Bandung saja. Tapi seluruh masyarakat Indonesia, jadi tetap memakai bahasa Indonesia dengan logat khas Sunda yang khas. Meski begitu, tak jarang sesekali terdengar istilah yang asing ditelinga karena bahasa Sunda yang digunakan oleh karakter.

Bagi saya, logat Sunda itu seksi. Sama seperti orang-orang melihat aksen Prancis. Saya sangat senang orang yang fasih berbahasa Sunda, meski kadang tak tahu juga artinya apa. Makanya, Dilan terdengar keren saat menggunakan logat Sunda.


Tidak Hanya Ada Preman

Memang betul, Preman Pensiun berpusat pada preman yang ingin pensiun. Tapi selain itu, ada banyak citra negatif yang diangkat dalam Preman Pensiun.

Tukang Copet

sumber: RCTI Plus

Saeb adalah salah satu kepala copet di kota Bandung setelah Junaedi pensiun. Setelah Ubed, Junaedi, dan Dewi pensiun menjadi copet, Saeb merekrut orang baru. Ia memberi wawasan tentang dunia copet-mencopet. Gaya khasnya bak seorang dosen membuat ia dimata anak buah terlihat cerdas dan keren. Ia bahkan menjadikan anak buahnya sebagai mahasiswanya, dan tempat ia beristrihat sebagai kantor pusat.

Meski begitu, karakter Saeb cukup ikonik. Karena sering memberi wejangan dengan bahasa yang intelektual, ia bisa dibilang pintar untuk seorang copet. Suatu kali, seorang anak buahnya mencopet seorang turis yang mampir ke Bandung. Oleh Saeb, disuruh untuk mengembalikan dengan dalih agar jangan mengotori nama Bandung dimata dunia. Salah satu kalimat khasnya adalah,"mari kita meramaikan khasanah percopetan di kota ini!"

Tukang Todong

Bobby dan Baba

Selain copet, Preman Pensiun juga mengangkat tukang todong sebagai sub-plot. Yang berada dalam dunia todong adalah Bobby dan Baba. Meski runtimenya sedikit, dua karakter ini juga cukup ikonik. Peran mereka secara tidak langsung bersinggungan dengan plot utama.

Saeb mencuri barang, terus ditodong oleh Bobby dan Baba. Ternyata barang tersebut milik keluarga Kang Mus. Malah sempat sekali menodong keponakan Kang Mus, bernama Dea. Setelahnya, Bobby dan Baba dihajar oleh Kang Mus dan anak buahnya. Bobby dan Baba sempat kepikiran untuk pensiun menjadi tukang todong dan mencari pekerjaan lain, namun sama seperti Saeb mereka tetap menggeluti dunia todong.

Apakah Perlu Dilanjutkan?

Saya belum menonton tuntas Preman Pensiun 3, jadi belum bisa menyimpulkan. Tapi dari konsepnya, sama seperti Money Heist. Kalau berakhir di 1 dan 2 bagus, tapi kalau berlanjut tidak masalah. Perjalanan Kang Mus untuk pensiun mulai dieksplor pada Preman Pensiun 3. Tapi saya tidak akan membahas itu karena belum menyelesaikannya.


Kira-kira, itulah pembahasan tuntas dari Preman Pensiun 1 dan 2. Mungkin saya keliru, tolong dibenarkan. Saya hanya mencatat apa yang saya telah tonton. Kebetulan, Preman Pensiun cukup membekas dan asik untuk dibahas. Sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya.

"Iya Bebep."

Related Posts

7 comments

  1. Wahhh ini sebenarnya banyak yang sukai nih, tapi sampai sekarang saya sama sekali belom pernah nonton, even sinetron ataupun filmnya :D

    Keterbatasan waktu bikin saya hanya memilih film-film yang benar-benar saya incar untuk di tonton, baik film luar maupun film Indonesia :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak Rey. Prioritas orang beda-beda 😄

      Delete
  2. Saya yang nggak terlalu sering nonton preman pensiun ini juga sedikit hafal sama tokohnya karena tiap emak nonton pasti denger dan saya akui preman pensiun ini sinetronnya menarik, bikin ketawa dan temanya unik karena yang dibahas dunia kejahatan. Biasanya kan film-film temanya cinta-cintaan. Jadi bertanya-tanya apa para preman ada yang beneran kayak kang mus dan anak buahnya🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti Kang Mus bagaimana? Pensiun? Pasti ada

      Delete
  3. Dari beberapa list diatas yang saya tonton itu cuma bawang putih bawang merah, Liontin, sama Disini ada setan. Ketahuan tuirnya haha.

    Betewe kenapa ya saya suka iri sama tulisan orang yang membahas sesuatu entah itu buku atau film tapi dibahasnya dari sudut pandang pribadi, namun bisa dijabarkan dengan bahasa yang menurut saya keren, kayak tulisannya kamu, kearipan.com, dan bloggers lainnya.

    Mungkin karena bacaannya saya receh kali ya. Enggak tahulah kenapa wkwk.

    Berhubung saya jarang nonton sinetron atau film Indonesia jadi, saya nggak bisa komentarin preman pensiun ini. Kalau film Disini ada setan saya masih ingat tuh, wajah unyunya Nagita Slavina kayak gimana. Kok film Jelangkung sama Jail nggak masuk list ya, haha.


    ReplyDelete
    Replies
    1. Hati-hati kalo nyebut referensi, biasanya umur bisa ketahuan dari situ 😁

      Jangan bandingkan saya dengan bang Arip. Dia jauh diatas saya. Saya masih cupu, saya sudah senang baca saat beliau masih di yeuharip. Sayapun menulis seperti ini karena taunya cuman seperti ini. Intinya, tulis saja yang kamu tau dan ngerti.

      Delete
  4. kayaknya aku nggak ngeh kalo preman pensiun ada sekuel ke dua nya. mungkin jarang nonton tv juga waktu itu
    tapi jamannya sinetron intan, aku inget banget, bisa dibilang ngerti alur mainnya, cahaya dan liontin juga, soalnya yang main sama kayaknya
    aku kok jadi lupa kalo preman pensiun ada filmnya juga, beneran kurang update film indo aku nih :D

    ReplyDelete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.