zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Perihal Laptop Kesayangan

Tepatnya hari Kamis, tanggal 8 Maret 2018, gue menginstal ulang laptop. Rencananya waktu itu gue hanya ingin instal ulang karena satu hal: lemot. Dan juga karena beberapa faktor lain. Jadi, pada hari Kamis itu, tepatnya Sore hari, gue menyalakan motor dan pergi ke sebuah tempat service laptop. Gue langsung bertanya,"Mas, bisa instal ulang?"

Masnya mengiyakan, dan gue titip laptop sementara gue sesuai rencana waktu itu pergi menonton Tomb Raider di bioskop dekat situ. Gue melihat jam sudah menunjukkan pukul 4.55, gue memarkirkan motor lalu masuk dengan sedikit tergesa-gesa.

Gue meraba saku, mengeluarkan uang, dan bertanya,"Mba, Tomb Raider."

"Ada." balas Mba-nya.

"Yang jam sekarang."

"Oke."

Karena postingan ini tidak bercerita tentang perjalanan menonton Tomb Raider, mungkin ceritanya akan gue skip. Intinya, film Tomb Raider adalah pembuka dari reboot yang mengasikkan.

Setelah nonton, gue kembali untuk mengambil laptop. Awalnya gue mengecek, tidak ada yang salah. Gue menekan tombol shutdown lalu memasukkan kedalam tas. Mengeluarkan tanda terima dari domper, dengan uang pembayaran. Dari motor, gue sudah senang dengan napas laptop gue yang baru. Laptop ini sudah berumur hampir 6 tahun. Untuk pemakaian yang lumayan sering dengan jangka waktu segitu, wajar-wajar saja jika menyebut laptop ini usang. Namun, laptop ini juga yang selalu menemani gue. Disaat gue lagi ada tugas, laptop ini ada. Disaat gue lagi mau nulis, laptop ini ada. Disaat gue lagi ingin makan, laptop ini ada,.. untuk buka google image.

Laptop yang dulunya gagah dan kuat, kini sudah menunjukkan tanda-tanda penuaan. Keyboard yang sudah kurang optimal, casing yang sudah terbuka, lubang cas yang keluar, engsel yang patah. Dan masih banyak lagi yang mungkin ada dan tidak gue ketahui. Yang terlihat jelas adalah beberapa yang gue jelaskan diatas. Jika diibaratan orang, laptop gue ini kakek-kakek umur 80-an. Menjalani hari-hari dimasa tuanya.

Gue membuka pintu kamar, mengunci rapat, lalu menyalakan laptop. Awalnya baik-baik saja. Namun, logo windows kemudian tidak bergerak sama sekali. Gue berpikir postitif,"Ini bukan lagi mannequin challenge kan?" Gue buka batre laptop, lalu mencoba menyalakan ulang, hasilnya sama. Gue buka lagi, dan hasilnya sama. Gue buru-buru ambil kunci, dan segera kembali untuk melaporkan.

Gue datang, lalu mencoba menjelaskan. Setelah dicek, gue dijelaskan bahwa hardisk gue bermasalah. Ia bilang bahwa kecepatan hardisk gue sangat lambat dan membuat laptop gue juga melambat. Ia menjelaskan sampai ketitik ia bilang ngga ada cara lain selain ganti hardisk. Gue yang bawa hardisk waktu itu langsung nyeletuk,"Saya punya hardisk."

"Coba saya liat."

Gue perlihatkan hardisk external gue, dan ia mmengiyakan bahwa itu bisa menjadi hardisk pengganti laptop gue. Awalnya, agak ragu untuk mengganti hardisk, banyak file dalam hardisk yang gue butuh. Namun, yang lebih gue butuh adalah file dari hardisk yang ada dilaptop, jadi gue bairkan ia mengganti hardisk itu. Sesuai dugaan, hardisk 500gb yang terisi full harus diformat. Gue cukup tabah untuk hardisk external itu. Namun, saat hardisk dari laptop dijadikan external, ternyata isinya rusak. Sempat dijelaskan yang gue juga sama sekali ngga ngerti. Gue cuma cukup tahu file gue hilang.

Ia bertanya,"Mas ini mau diformat? Biar bisa dipake lagi."

Gue berpikir sejenak, menimbang-nimbang. Lalu gue menyetujui.

Tidak ada kata setelah itu, gue hanya menunggu seluruh file gue hilang dalam sekejap. Gue merasa sedang berada dalam karakter Joel Barish di Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Yang dimana, gue terpaksa harus menghapus seluruh ingatan gue. Walaupun gue sudah tahu akhirnya buruk, dengan segala kepasrahan gue tetap saja mengiyakan.

Laptop kembali membaik, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Hardisk juga begitu. Seluruh isi dari Hardisk 500gb tidak tersisa satupun. Kini, hardisk internal gue sudah berada dalam laptop, dan sebaliknya. Dirumah, gue langsung masuk kedalam kamar dan menguncinya. Gue lihat tas gue yang berisi laptop, gue duduk sambil menatap kaca besar depan kasur gue. Dengan segala harapan, gue nyalakan laptop dan mencari cara untuk mengembalikkan isinya. File yang gue butuh ngga harus semua, yang penting file pribadi, termasuk foto dan video gue yang jaman dulu. Itu yang gue perlu.

Bagi beberapa orang mungkin hanya akan mengikhlaskan. Namun, bagi gue, hal semacam itu adalah sesuatu yang sangat bernilai, punya sentimental value.

Ini adalah kenangan yang sempat terjepret dan rekam selama memakai laptop ini.

Diambil dari IG @rahulsyarif (May 1, 2016)

Diambil dari IG @rahulsyarif (November 19, 2016)
Diambil dari IG @rahulsyarif (November 27, 2016)

Diambil dari IG @rahulsyarif (January 5, 2017)

Diambil dari IG @rahulsyarif (March, 4 2017)
Kebanyakan memang gue pakai untuk nulis dan ngedit.

Dari internet, gue mendapat sebuah aplikasi untuk mengembalikkan file gue yang terformat. Gue utak-atik, sampai akhirnya gue berada pada sebuah program scanning yang membutuhkan waktu hampir seharian. Laptop gue biarkan menyala dari malam ke pagi, gue bangun hendak sekolah, scanning belum juga selesai. Gue tinggalkan lagi ke sekolah, jam 3 lewat gue pulang dan akhirnya proses sudah berakhir, entah dari kapan.

Gue buka lagi google, cara mengangkat file yang sudah di scanning. Gue ikuti, dan ternyata berhasil. Namun, hanya beberapa file, karena aplikasinya berbayar. Kira-kira, dari 100% file yang gue butuh, yang gue dapat cuma 00000,1%

Itupun ada yang rusak karena proses lebih dulu berhenti.

Gue pun tahu, masih ada cara mengambalikkan isi file hardisk gue. Sore hari, sepulang sekolah, gue berangkat kesebuah tempat penjualan laptop yang juga menyediakan service. Gue bertanya, apakah bisa ia mengangkat file yang sudah terformat. Ia memegang hardisk gue, katanya bisa, namun butuh waktu agak lama. Gue iyakan dan langsung bertanya harga. Ia menenangkan gue agar tidak terlalu khawatir, katanya,"tidak sampai 100 rb."

Jujur, gue senang, karena untuk kembalinya file gue dengan harga segitu, itu sudah lumayan murah menurut gue. Uang yang gue tabung terpaksa harus dipakai untuk kepentingan lain. Tidak apalah.

Dari praktik renang, gue pulang bersama teman. Sebelum ke rumah, gue pergi mengecek hardisk. Tukang service menatap gue dengan raut agak kecewa. Ia mengambil hardisk gue, dan berkata,"Maaf dek, hardisk kamu ini lambat. Berhenti di 3%"

 Ia memberi gue hardisk, lalu melanjutkan,"Coba kamu ke Kalam Hidup."

Sepulangnya gue, diantar oleh teman gue Ridwan, dengan menganggurnya motor, gue langsung bergegas pergi ke kalam hidup. Tempatnya agak jauh, berdekatan dengan tempat gue menginstal ulang. Gue ingin ke tempat instal ulang itu, namun gue sudah cukup kecewa. Kalau memang ia bisa, kenapa tidak waktu malam itu ia mencarikan cara.

Gue pergi ke kalam hidup, bertanya kepada salah satu karyawan. Ia memasang raut kebingungan seakan berkata apa-yang-anda-bicarakan. Gue mencoba menjelaskan dengan bahasa yang mudah dicerna. Lalu, ia mengarahkan gue kepada karyawan yang lain. Gue senang karena ia menyalakan komputernya. Gue pikir, ia akan segera mengembalikkan file dari hardisk gue. Saat hardisk gue sudah di-detect, ia bertanya, kemana file yang mau diprint.

Gondok.

Gue jelaskan bahwa hardisk gue terformat dan gue ingin isinya diangkat. Ia sedikit kebingungan sebelum akhirnya mengatakan tidak bisa.

Gue pergi, dan mencari tempat lain. Awalnya, gue berpikir ulang untuk ketempat awal gue menginstal. Namun sekali lagi, gue sudah terlanjur kecewa. Gue bingung mau kemana lagi, sampai akhirnya gue membeli gorengan untuk orang rumah. Gue hampir melewati tempat itu, dan melihat ternyata ada tempat serupa disampingnya. Gue berhenti, memarkirkan motor agak jauh.

Lalu, gue masuk dan menanyakan apakah hardisk gue bisa di recover. Salah satu dari karyawan yang ngerti, menunjuk sebuah komputer dan mengarahkan temannya untuk mengecek,"Itu dikomputer sana ada aplikasi, coba kamu cek."

Awalnya temannya itu yang mengerjakan. Agak gaptek masalah komputer, dan membuat gue agak gemas. Ia bertanya-tanya kepada temannya terus menerus sampai akhirnya temannya sendiri itu yang datang langsung. Ia memeriksa, dan ia memberi lampu hijau. Sebelum pulang, gue dibikinkan struk tanda bukti sebelum akhirnya hardisk gue betul-betul kembali.

Related Posts

6 comments

  1. Aku aja kehilangan FD yang gak seberapa heboh banget, bukan perkara FDnya tapi isinya itu loh. Udah di backup tapi kan namanya manusia kadang lupa-lupa huhu

    semoga laptopnya bener-bener sembuh ya, dan harddisknya bisa kembali hehe

    ReplyDelete
  2. ahh, akhirnya setelah perjalanan panjang dan berliku liku bisa kembali juga itu memory ya..
    Mungkin bisa jadi laptopnya minta adek, biar dia nggak terlalu capek :D

    ReplyDelete
  3. saya tipikal orang yang sayang barang elektronik, jadi laptop saya terawat dengan baik. tiap 3 bulan sekali saya bersihkan dalamanya hinggan ganti thermal. alhamdulillah laptopku lancar jaya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu niat banget sih. Kalo laptopku dibersihin kalo pas diservice aja~

      Delete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.