zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Kiat-Kiat Lulus SNMPTN

Setelah membaca judul, gue harap kalian jangan berpikir bahwa gue bermaksud sombong. Atau, berpikiran hal negatif diluar dari tujuan dan niat gue membuat postingan ini.

Jadi, setelah menjalani UNBK, tepatnya pada tanggal 17 April adalah pengumuman SNMPTN seluruh Indonesia tahun 2018. Alhamdulillah gue lulus SN dengan jurusan yang gue idam-idamkan. Sebelum melihat gue, salah satu siswa yang bisa lulus SN, ada baiknya gue menceritakan awal mula kenapa bisa lulus dan memberi sedikit kiat-kiat untuk teman-teman yang akan mengikuti SNMPTN.

Jadi waktu itu, entah pada tanggal berapa, sekolah gue sedang sibuk-sibuknya dengan anak kelas 12. Salah satu yang sedang dilakukan adalah pengisian dan verifikasi PDSS untuk SNMPTN.

Hari-hari begitu berat, karena kami semua harus mengantri dengan kelas lain, bahkan berdesak-desakkan. Setelah pengisian data rapor oleh pihak sekolah, akan ada verifikasi nilai. Biasanya nilai akan ada yang salah. Bisa jadi turun, atau naik. Lalu kita akan diarahkan untuk mem-verifikasi. Dari situlah, kita mulai menunggu. Menunggu apa? Tentu saja seleksi. Akan ada seleksi bagi tiap sekolah untuk siswa yang akan mendapatkan kesempatan mendaftar. Tiap sekolah berbeda-beda. Yang akreditasi sekolahnya A akan dapat jatah lebih banyak. Nah, untungnya, sekolah gue sudah dapat akreditasi A. Jadi, peluang waktu itu masih terbuka lebar.

Tibalah hari itu, seleksi diumumkan untuk siswa yang berhak mendaftar. Gue adalah salah satunya bersama beberapa teman yang lain. Untungnya waktu itu, gue mau meluangkan waktu gue untuk memperbaiki nilai dibeberapa mata pelajaran yang rendah. Beberapa teman gue, banyak yang tidak bisa mendaftar, karena pada saat itu mereka mengabaikan nilai rendahnya.

Ngomong-ngomong soal memperbaiki nilai, gue sempat beradu cekcok dengan Wali Kelas gue di kelas 10. Jadi, gue bertanya pada beliau pada suatu waktu di Mushola tentang memperbaiki nilai. Beliau kemudian bertanya alasan gue memperbaiki nilai. Dengan jujur gue jawab,"Agar nilainya naik, Pak, dari semester ke semester."

Beliau menjawab, dan jawaban itu gue ingat sampai sekarang,"Tidak ada gunanya itu. Siapa bilang nilai harus naik terus. Cukup perbaiki nilaiimu dan sikapmu. Yang dicari bukan itu, tapi ini." katanya menunjuk otak.

Gue masih parno waktu itu, dan tetap ngotot,"Bisa ngga, Pak?"

Beberapa nilai yang jelek gue ubah. Menghadap dengan guru mata pelajaran adalah salah satu yang gue jalani. Berbagai cara gue lakukan agar mendapat nilai yang setidaknya, naik secara urutan semester. Hingga pada saat itulah, gue bisa lolos seleksi untuk bisa mendaftar, dan beberapa teman gue tidak.

Pendaftaran berlangsung agak lama, jadi gue bisa berpikir dengan tenang akan masuk dimana dan jurusan apa. Waktu itu gue sangat ingin masuk ke Universitas Indonesia dengan jurusan Sastra Indonesia. Beberapa faktor, menarik gue untuk kesana, dan beberapa faktor membuat gue berpikir dan mencari alternatif lain. Setelah hampir pasti menembak UI dengan Sastra Indonesia, gue mulai lebih realistis. Gue lihat nilai gue tidak setinggi teman-teman yang lain. Juga daya tampung UI sangat minim.

Pada akhirnya, gue memilih Universitas Halu Oleo (Sulawesi Tenggara) karena beberapa alasan. Salah satu alasan kuat adalah karena Kendari punya energi untuk menahan gue tetap tinggal. Dan, berita tentang Universitas Halu Oleo yang tidak menerima pendaftar yang menjadikan itu pilihan kedua. Sempat berita itu membuat parno seluruh siswa yang ingin mendaftar PTN luar karena takut ditolak. Ada yang berani, ada yang takut.

Urutan PTN yang gue pilih juga sangatlah absurd. Termakan berita diatas, akhirnya pilihan gue seperti ini.

Pilihan pertama : Universitas Haluuleo (Jurusan Sastra Indonesia)
Pilihan kedua : Universitas Indonesia (Jurusan Sastra Indonesia dan Ilmu Psikologi)

Setelah memperlihatkan itu keteman, respon mereka hampir sama: kaget melihat kebegoan gue. Gue dengan tenang menjawab,"Ngga apa-apalah, kalau rejeki ngga kemana."

Penantian untuk itu akhirnya tiba. Gue akhirnya lulus di Universitas Halu Oleo dengan jurusan Sastra Indonesia. Mama gue sempat nanya,"Kamu daftar jurusan apa?"

"Gue menjawab Sastra Indonesia dan Psikologi."

"Jurusan apa itu? Kenapa bukan Akuntansi atau apa? Yang cepat dapat kerja."

Gue mencoba menjelaskan bahwa gue ingin masuk dijurusan Sastra Indonesia karena gue senang. Gue ingin belajar lebih banyak. Kemampuan gue di Akuntansi dan mata jurusan yang berkaitan dengan rumus sangatlah cetek. Masuk kesitu bukan hal yang baik. Itu hanya mempersulit gue. Dan bukannya cepat dapat kerja, malah susah untuk lulus.

Mama menjawab singkat,"Mama hanya tidak mau kamu sarjana terus nganggur."

Gue diam, lalu masuk mengunci diri dikamar.

Lambat laun, mendekati pengumuman SNMPTN, Mama mulai setuju. Lebih tepatnya tidak memperdebatkan jurusan yang gue pilih. Dan pada tanggal 17 April, gue mendapat kabar bahwa gue lulus. Gue beritahu ke Mama, dan ia sangat senang.

"Nah, gitu. Jadi tidak perlu keluar uang banyak." pungkasnya.

Gue senyum. Lalu berpikir.

Digrup WhatsApp kelas juga rame. Banyak yang menulis ucapan 'alhamdulillah' karena lulus. Gue yang waktu itu melihat dari layar laptop, saking girangnya ingin membanting laptop. Gue mem-foto hasil pengumuman, lalu gue kirim ke grup kelas dengan caption,"Alhamdulillah, terima kasih Allah." seperti yang teman-teman juga lakukan saking senangnya. Dan first impression gue waktu itu adalah sujud syukur.

Teman-teman memberi respon yang baik. Dan sayangnya, yang lolos tidak semua. Jadi, dari kelas kami, jika gue hitung singkat hanya 8 orang. Dan saat menulis ini, gue masih tahap mempersiapkan berkas untuk pendaftaran ulang ke Universitas Haluuleo. Dan teman-teman yang lain, sibuk menyiapkan diri untuk tes SBMPTN tanggal 15 Mei, pada hari Selasa.

Nah, itulah cerita yang bisa gue sharing. Dari cerita, sekaligus pengalaman gue itu, akan gue jabarkan apa-apa saja yang bisa kalian perhatikan ketika hendak mendaftar SNMPTN.

1. NILAI DAN SIKAP

Untuk yang masih kelas 10, gue harap untuk lebih giat belajar. Yang penting PR dan tugas jangan diabaikan. Jangan kurang ajar dengan guru, apalagi dengan wali kelas. Nah, itu gue sudah berasa bapak-bapak banget. Intinya, jika ingin menikmati masa SMA, nilai juga jangan dilupakan. Banyak yang bilang, apalah arti sebuah nilai. Namun, nilai juga faktor penting selain daripada menguasai seluruh mata pelajaran. Usahakan kamu punya keduanya.

2. MINAT

Jika kamu sedang dalam proses mencari jurusan, ingatlah satu hal bahwa tiga tahun yang akan kalian jalani itu adalah sendiri. Usahakan jurusan yang kalian pilih adalah yang kalian suka, paling tidak minat. Bagaimana caranya tahu pelajaran itu kalian suka? Tergantung. Jangan lihat dari statistik nilai. Lihat dari mata pelajaran mana yang membuat kalian semangat. Dan, lebih baik diskusi dengan guru atau orang tua. Untuk gue sendiri, diskusi gue lakukan bersama teman-teman dan orang tua. Meski diskusi dengan orang tua juga tidak berjalan mulus, namun ini cukup membantu menjadikan gue termotivasi. Usahakan banyak diskusi, dan ikuti minat kamu.

3. REALISTIS

Setelah sudah mampu memilih jurusan, berikutnya adalah memilih PTN yang akan dituju. Untuk ini biasanya akan menjadi dilema yang cukup besar. Cara menentukan PTN punya banyak cara. Dan gue sangat tidak menganjurkan untuk terlalu nekat dengan nilai pas-pasan. SNMPTN memang adalah tentang keberuntungan, tapi ingat, realistis adalah kunci lulus SNMPTN. Jika kamu merasa nilai kamu cukup, silahkan mendaftar ke Universitas yang diinginkan. Jika masih dalam keadaan ragu, mungkin kalian bisa mencari informasi seputar PTN yang kalian inginkan. Jika merasa berpeluang, silahkan.

Gue sendiri merasa kurang pede dengan nilai gue untuk bisa bersaing di UI, untuk itu realistis menuntun gue memilih UHO. Selain dari latar belakang PTN, lihat juga daya tampung yang disediakan. Banyak-banyak mencari tahu.

4. JANGAN SALAH PILIH

Ketika sudah mengetahui apa yang akan menjadi pilihan kalian, pikir secara matang. Jangan salah pilih. Endapkan pikiran kalian, dan kumpul semua saran atas diskusi yang masuk. Yang paling penting adalah tidak mengikuti jalur orang lain. Jangan memilih karena hanya ingin bersama. Untuk itulah, gue memisah diri dengan semua teman gue, lalu masuk ke Sastra Indonesia sendirian.

Kalian bisa menyaring seluruh saran untuk jadi motivasi. Misal, kalian disarankan masuk Akuntansi seperti kata Mama kepada gue atas alasan Akuntansi cepat dapat kerja. Gue akan tetap pada pilihan minat gue, Sastra Indonesia. Jangan lupa untuk menjelaskan bahwa itu minat kalian, dan kalian akan mendapatkan pekerjaan lewat jurusan yang kalian pilih. Intinya, jadikan motivasi dan buktikan.

5. BERDOA

Setelah mendaftar, perbanyak berdoa dan melihat kemungkinan-kemungkinan lain. Jangan terlalu berharap kalian akan lulus, itu akan menjadikan beban pikiran. Jika kalian bisa mendaftar SN, ikuti juga seminar-seminar SB. Jangan karena sudah bisa mendaftar, kalian merasa besar untuk bisa lolos. Jangan. Gue sendiri saat sudah lolos seleksi mendaftar SN, gue tetap mengikuti uji tes menghadapi SB. Disamping itu, usaha harus seiring dengan harapan. Harapan berupa doa yang paling penting. Jika kalian sudah mendapat persetujuan dari orang tua, niscaya jalan kalian akan mulus.


Pembahasan kali ini memang cukup berat daripada rindu. Gue harap, dengan menulis ini kalian jadi punya referensi melihat segala kemungkinan yang ada dalam menempuh jalan menuju Universitas. Untuk teman-teman gue yang lulus SNMPTN dan melanjutkannya, selamat. Untuk teman-teman gue yang mengikuti SBMPTN, semangat.

Related Posts

5 comments

  1. Jangan salah pilih terutama jurusan memang hal penting, begitupun dengan usaha dan berdoa. Kebetulan dulu aku lulus juga SNMPTN. Jadi teringat masa-masa sekolah, menyenangkan memang..

    ReplyDelete
  2. wkwk, aku ngakak ada yg typo "Universitas Indonesia jurusan Universitas Indonesia", langsung mikir deh. Pas dibawahnya ternyata Jurusan Sastra Indonesia toh maksudnya haha

    Mau nambahin aja sarannya "Pilih Universitas yang ada di Daerah Asalmu"
    Soalnya kebanyakan sekarang SNMPTN lebih mengutamakan anak yg SMAnya berada di daerah Universitas tersebut, ya minimal satu provinsilah.

    Btw, SELAMAT YAA.
    WELCOME TO THE CAMPUS LYFE :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, baru ngeh. Udah aku perbaiki.

      Sepertinya akan ada petualangan baru. :D

      Delete
  3. SELAMAT!! Wah, akhirnya sebentar lagi akan menjadi anak kuliahan lho. Udah nggak usah pake seragam lagi lho, dan akhirnya juga bisa ke PTN nomor 1 yag diinginkan. Bahkan bisa menjabarkan kiat kiatnya lagi walo bermaksut sombong hahahaha...

    Selamat ya Rahul, tantangan lebih berat (tapi lebih seru) ada di depan mata!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, mba Meykke. Ngga kok mba, suer. :D

      Amin. Selamat juga mba untuk anak pertamanya.. :)

      Delete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.