Kalo ada hari paling random tahun ini, itu adalah hari ini, tanggal 31 Januari 2021. Saya memang cukup sering menemui hari-hari random seperti ini yang bisa jadi moodbooster sendiri untuk saya. Serandom apa, yah serandom kalo kalian sudah punya jadwal tertentu tapi ada selipan hal lain yang kalian amini sebagai sebuah hadiah dari Tuhan.
Setelah seharian mengerjakan tugas tanggal 30 kemarin, saya memilih istirahat sebelum waktu normalnya. Saya menutup laptop jam 11 lewat padahal biasanya jam 12 itu sudah paling lambat. Hal itu karena saya sudah merasa benar-benar capek dan ngga bisa mikir lagi. Kalo tugasnya nyatat, mungkin bisa saya paksakan seperti kemarin. Tapi ini tugasnya bikin makalah, yang mesti ngandalin cara saya mikir untuk ngerangkai kalimat dari hasil analisis yang sudah saya buat sejak tadi pagi.
Belum lagi, saya mesti syuting video ngajar untuk satu tugas juga. Untung dibantu adik saya no. 3. Dia jadi kameramen sekaligus ngatur posisi kamera. Saya tinggal minta dia untuk jaga kamera selagi saya ngoceh didepan kamera agar tidak ada insiden hape mati dan lain-lain. Take videonya memang cuma sekali, tapi latihannya cukup menyita waktu.Setelah menutup laptop, saya tidak langsung tidur. Baring-baring sebentar tapi perasaan masih tidak bisa bikin saya langsung tidur. Pernah tidak kalian mengalami hal serupa, dalam keadaan capek dan ingin tidur tapi pikiran masih kesana-kemari karena kerjaan belum benar-benar kelar. Efeknya mungkin akan terjadi pada esok pagi. Raga tidur, pikiran tidak. Rasanya seperti tidak benar-benar istirahat.
Akhirnya saya memilih untuk tidak tidur dulu dan cari hiburan. Hiburan yang setidaknya bisa bikin pikiran saya teralih sebentar agar tidur bisa maksimal dan nyenyak setelahnya. Saya buka Netflix, takut malah kelewatan dan ngga tidur. Saya mau baca buku, takut pikiran ngga bisa diajak mikir. Akhirnya memilih untuk baca-baca tulisan lama diarsip blog sendiri.
Dari situ, saya kepikiran untuk blogwalking sebentar. Mampir ke blognya kak Eno, ternyata sudah banyak tulisan baru. Saya buka satu-satu, baca dan ketawa-ketawa sendiri dengan tulisan sticky notes itu. Ah, blog kak Eno memang ngga pernah gagal jadi moodbooster untuk saya. Dari sana, kami akhirnya ngobrol banyak.
Kolom komentar sudah kayak tempat chatting pribadi. Ha ha ha. Senyam-senyum sendiri baca komentar kak Eno dan teman-teman. Kayaknya malam ini sudah bisa bikin saya tidur nyenyak. Diluar perkiraan, saya tidak bisa berhenti karena keasikan ngobrol dengan kak Eno sampai jam 1 pagi. Kemudian tidur setelah diingatkan. Kalo tidak, mungkin akan tetap lanjut.
Hal random lainnya terjadi pada pagi ketika saya masih pemanasan untuk lanjut mengerjakan tugas. Itu adalah telepon dari seorang teman, yang sedang bersama dua teman saya lainnya. Mereka nelpon untuk minta bahan untuk tugas. Saya carikan sebentar, kemudian saya kirim. Tapi pembicaraan tidak sampai disitu.
Kami ngobrol panjang mulai dari bahas tugas, fokus untuk semester enam, sampai ngomongin maba dan hal lainnya. Ketika telepon selesai, sebuah telepon WhatsApp dari nomor baru masuk. Profilnya seorang anak perempuan yang saya curigai kayaknya anak dari si pemanggil. Asumsi saya, ini kayaknya Dosen saya. Saya biarkan untuk melanjutkan obrolan lewat chattingan saja.
Saya tanya orang tersebut, dengan siapa saya ngobrol. Dia membalas,"Gojek, yang antar pesanan," katanya.
Saya kebingungan. Soalnya sejak awal tanggal kemarin rasanya tidak pernah memesan apa-apa. Waktu saya banyak tersita oleh tugas, tugas, dan blog. Saya tanya ke Mama, mungkin itu pesanan gamis beliau beberapa hari yang lalu. Katanya bukan, gamis tersebut baru datang beberapa hari lagi.
Telepon berikutnya masuk. Saya angkat dan bertanya kembali,"atas nama siapa, Mas?"
Dengan kebingungan, ia mengeja nama tersebut,"Cra-ma-no. Crea-ma,.."
Sebelum Mas Gojek tersebut mengeja nama dengan benar, saya tersenyum karena tahu itu adalah dari kak Eno. Mas Gojek masih dalam telepon. Ia lalu berkata dari kejauhan,"Mas, yang pake baju hitam?"
Saya melihat warna baju dan menjawab,"Kok tahu? Pesulap yah?". Saya melihat pengendara dengan jaket hijau dari jarak yang masih bisa saya lihat,"Mas, yang pake jaket hijau yah?". Perlahan, pengendara itu mendekat dan benar itu adalah Mas Gojek yang nelepon. Ia memberi sebuah kantong putih berisi tiga gelas minuman.
Saya terima dan memberi senyuman terbaik yang bisa orang belum mandi pagi lakukan. Mas Gojeknya membalas senyuman, terus pergi. Mama saya bertanya, itu dari siapa. Saya jawab dari teman yang pernah ngirim Bakpia. Ia tersenyum dan sedikit kebingungan juga. Saya tawarkan ke Mama, dan ia mau. Ia pilih yang rasanya beda sendiri.
Sebelum Mama mengambil, saya bilang mau foto dulu untuk dokumentasi. Adik saya no. 3 ia panggil karena saya bilangnya satunya untuk dia saja. Setelah foto, saya ke kamar lagi untuk sejenak berpikir bahwa ini hari yang paling random tahun ini untuk saya yang cukup banyak mengeluh akhir-akhir ini. Sore harinya, teman-teman saya ngajak ke Kali Biru.Kali Biru adalah sebuah permandian dari laut yang sudah di timbun. Kayaknya bagian dari reklamasi yang telah terjadi di sana. Soalnya jalannya belum bagus dan masih berdebu. Terus beberapa kali mobil bermuatan besar lewat. Kali Biru jadi tempat wisata baru.
Saya mengiyakan saja karena tak enak sudah lama tak ngumpul lagi. Di sana, saya tidak turun untuk mandi melainkan mengerjakan tugas yang belum selesai. Saya memang benar-benar harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan tenggat waktu yang sangat sedikit. Itu juga terjadi saat sepulangnya saya dari Kali Biru. Mencatat bagian kesimpulan pada tugas untuk dilanjut nanti karena saya kehabisan kertas folio. Kebetulan, malam itu saya ada acara. Seorang teman SMA yang menggelar akad nikahnya. Kebetulan saya cukup akrab dengannya. Jadi tak enak juga tidak datang. Teman-teman saya juga pasti datang dan saya rindu dengan mereka. Salah satu problem acara masa sekarang adalah protokol yang sangat menyebalkan. Apa-apa dibatasi, mulai dari kursi sampai makanan. Ha ha ha.Kalau kursi mungkin saya akan mengerti. Tapi fungsi pelayan tamu di acara masa pandemi ini cukup menyebalkan. Mereka berfungsi sebagai pengambil makanan (mungkin tujuannya agar kami tetap steril dan tidak bersentuhan). Jadi kita cuma memegang piring kemudian berjalan dari satu bagian ke bagian lain untuk dijatahkan. Kalau nonton adegan film lawas kantin anak kuliah, kurang lebih seperti itu.
Benar-benar seperti dijatahkan. Jadi kalau mau ambil lebih banyak, harus bilang dan itu benar-benar momen yang cukup awkward untuk bilang,"lagi mas, lagi mba". Tatapan pengantri dibelakang mungkin saling bisik,"orang didepan maruk sekali.". Ha ha ha. Padahal, hal yang saya incar cuma daging lada hitam di ujung meja. Aduh.
Tapi tidak mengapa, karena datang ke sana saja buat saya juga sangat bahagia. Seperti reuni dengan teman-teman masa SMA. Meski dengan situasi dan kondisi yang kurang efisien, tapi beginilah memang adanya. Mau ngeluh ke siapa? Paling kalo saya larinya ke blog saya saja. Biar lega dan bisa lepas dari satu beban dipundak saya.
Sepulangnya, bersama teman saya, Adit, kami singgah di tempat fotocopy untuk membeli kertas folio. Itu adalah tempat saya mencetak dan melaminating piagam yang saya kasih ke Kak Eno. Untungnya tidak ada yang mengingat saya. Malam itu, di motor, saya merekap tentang hari ini. Sembari bercerita dengan Adit, saya mengingat bahwa hari ini adalah hari paling random yang saya alami tahun ini.Saya rekap yah..
Pertama, ketika saya tidak bisa tidur karena pikiran yang kemana-mana, baca tulisan dan ngobrol dengan kak Eno adalah moodbooster saya. Kedua, paginya saya dapat telepon dari teman kuliah, tujuannya untuk tugas tapi berikutnya kami ngobrol panjang. Ketiga, minuman dari kak Eno datang saat saya sedang ngerjain tugas bikin saya sempat kebingungan. Keempat, pergi ke Kali Biru bersama teman-teman meski yang saya lakukan cuma ngerjain tugas. Kelima, datang ke kondangan teman SMA dan bertemu teman-teman lama.
Aduh, betapa beruntungnya saya hari ini. Mungkin Tuhan baca tulisan saya
kemarin yang isinya ngeluh-ngeluh, terus blogwalking dengan cara ngirim
orang-orang dan hal-hal baik untuk saya. Ha ha ha. Terimakasih untuk hal baik hari ini dan hari-hari sebelumnya. Mudah-mudahan besok lebih baik dari hari ini. Aamiin.
Ohya, meski saya benar-benar merasa senang hari ini, kemarin sempat sedih karena
pemain Preman Pensiun, Kang Ica Naga atau yang lebih dikenal dengan Kang Pipit
menghembuskan napas terakhirnya. Alfatihah untuk Kang Pipit.
Benar-benar random banget ya harimu, Hul 🤣. Tapi aku senang bacanya karena disela-sela kesibukkan Rahul, Tuhan masih mengirimkan banyak berkah sukacita lewat teman-teman Rahul 😁 setidaknya, jadi ada kesempatan untuk melepas penat dan merefresh otak ya 😁.
ReplyDeleteJadi, gimana dengan thai tea kiriman Kak Eno? Cocok nggak di lidahmu? 🤭 *Hasil membaca chat Rahul dan Kak Eno di Creameno* 🤣
Iya kak Lia, benar-benar random. Teman-temanku barometerku, setidaknya dengan dan oleh mereka saya bisa dapat energi baru.
DeleteSampai dikepoin yak. Ha ha ha. Sebenarnya saya ngga terlalu suka dengan Thai Tea, tapi kemarin rasanya cocok dilidah saya
Betul-betul random in a good way, yaaaa 🤣
ReplyDeleteMungkin mas Rahul diingatkan Tuhan untuk nggak banyak mengeluh dan lebih banyak bersyukur. Wk. Maksudnya balance gitu, mengeluh jalan terus, bersyukurnya juga nggak dilupakan 😆 Well, pada akhirnya, selalu ada hal manis sebagai penutup hari kita.
Ikut senang baca cerita mas Rahul, meski mostly diisi dengan kegiatan pusing kerjakan tugas, namun tetap ada senang-senangnya 😁 Itu artinya, mas Rahul paham bagaimana cara menikmati hari-hari yang mas Rahul punya, agar minimal nggak terlalu flat 🥳
Dan semoga, Thai Tea-nya bisa jadi penyemangat saat kerjakan tugas 😂
Iya kak Eno, random in a good way. Thai Tea-nya enak. Kemarin jadi teman saya nugas, menggantikan kopi yang biasa saya minum.
DeleteAamiin. Kayaknya memang saya perlu banyak bersyukur. Bersyukur karena masih bisa sibuk. Bersyukur karena masih bisa ngerasain hal-hal diluar yang biasa.
Iya, saya berusaha untuk tahu bagaimana cara bersikap. Baik kepada kewajiban dan rasa solidaritas, tetap jalan. Jadi mah, tinggal setting dari diri saya aja.
hari hari yang menyenangkan .....
ReplyDeletesaya suka berenang waktu kecil.
Thank you for sharing
Biasanya berenang di mana Mas?
DeleteSalam kenal sebelumnya
Hai Kak Rahul, gelar acara di masa pandemi gini juga sedikit merepotkan. Btw, kemarin aku juga sempat ke pesta pernikahan sepupu. Dan iya, memang nggak enak kalau dijatah seperti itu. Hahahah 😂 Mau nambah, malu 🤭 Nggak nambah, ya gimana masih mau 😭
ReplyDeleteAnyway, Tuhan memang pintar menyenangkan umatNya 😊
Itu cuman satu hal yang saya sebut, sebenarnya ada banyak hal yang cukup merepotkan. Kalo jatah makan, seharusnya yang nyendok makan udah ngeh kalo satu sendokan kita belum pindahin piring, artinya masih mau nambah 😆
DeleteIya, Tuhan memang keren
Senyum senyum nih aku baca ini ��
ReplyDeleteRandom day pernah bahkan mungkin bisa dibilang sering aku alami juga, nahh kayak itu tadi, mau tidur tapi pikiran kemana mana, malah buka hape, internetan, ehh bablas deh hahaha
Aku biasanya larinya juga ke blog, semacam moodbooster juga, apalagi kalau ga kunjungi rumah Maya temen temen ini, ini aja bisanya cuman malem ��
Bahkannnn dari kemarin aku kepikiran blog Rahul belum dikunjungi��, sempetnya baru malam ini.
Memang ya ada aja kejutan dari mba Eno yang nggak disangka sangka, luvvvv ❤️
Kenapa bisa persis ya random day Rahul sama aku, kadang temen ngajakin aku keluar pas lagi gabut ga jelas di rumah, kulineran, atau ngukur jalan aja udah seneng ��
Kalo mau tidur mending hape langsung dimatikan saja. Pengalaman pribadi, mau tidur jam 9 malah tidur jam 2 pagi. Ha ha ha.
DeleteWah, sempat kepikiran main ke sini yah? Terimakasih kak Ainun