zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Salad Buah, Makanan Surga yang Lebih Dulu Bisa Dicoba

Kalau ditanya, makanan favorit saya selain makanan primer (nasi dan lauk pauk) itu adalah salad buah. Pertemuan saya dengan salad buah bisa dikatakan baru sebentar. Itu terjadi ketika ketika tante dari keluarga Bapak, membawakan sebuah piring kaca besar (yang biasanya ditempati kue), dibungkus dengan plastik. Isinya adalah salad buah. Dari situlah, saya mulai jatuh cinta dengan salad buah.

sumber: cookpad

Hingga sampai saat ini, hari lebaran adalah hari yang paling saya nantikan untuk pergi ke rumah Riki dan makan salad buah yang selalu ia buat saat lebaran. Makanya saya belum menemukan ada orang-setidaknya teman-saya yang tidak suka dengan salad buah. Bahkan saya percaya jika salad buah dibawa dalam ajang Master Chef, pesertanya pasti juara.

Jika dipikir kembali, apa saja sih elemen dari salad buah yang bikin makanan itu enak. Saya akan coba membedah dari bahan, tekstur, dan rasa berdasarkan hasil pengamatan bertahun-tahun makan salah buah.

Pada dasarnya, salad buah terdiri dari bahan utama buah-buahan. Tapi buah apa sajakah yang digunakan? Saya juga tidak begitu paham. Tapi seingat lidah saya, anggur dan apel tak pernah absen. Kemudian bagian penting lainnya adalah saus. Dari berbagai macam elemen salad buah, saus ini yang sangat menentukan. Sesegar apapun buahnya, kalau sausnya tidak pas yah akan merusak rasa otentik dari salad buahnya.

Saus ini terdiri dari yoghurt dan susu, sesotoy saya. Dan setelah bahan tercampur, ada semacam sentuhan terakhir yang cukup menentukan. Itu adalah parutan keju. Kepelitan seseorang bisa diliat dari banyak-tidaknya parutan keju diatas salad buah. Salad buah tanpa parutan keju tetap enak, tapi salad buah dengan parutan keju akan jauh lebih enak. Semacam kombinasi antara umpan lambung Iniesta yang disambut baik oleh Messi.

Dari bahan, kita pindah ke tekstur. Salad buah yang baik seharusnya memiliki syarat-syarat tekstur berikut. Yang pertama adalah buah. Tekstur buah yang segar, pasti akan sangat berbeda dengan yang sudah berbulan-bulan di dalam kulkas. Sangat terasa bagaimana gigitan apel tersebut dimulut. Maka jangan kira, bisa menyembunyikan ini dari lezat saus salad buahnya.

Untuk saus sendiri, ini hal yang paling sulit. Sebab ini sudah terikat dengan selera. Jika disuruh memilih antara kental dan cair, saya akan memilih yang kental. Dengan intensitas yang pas, cita rasa salad buah akan otentik. Mungkin, pertimbangan berat yang dilakukan Michelin Stars jika ingin menentukan enak-tidaknya salad buah, adalah sausnya.

Soal rasa, tidak perlu ditanya. Kombinasi segarnya buah, manisnya susu dan yoghurt, dan sedikit asin oleh parutan keju. Tidak berlebihan jika menyebut salah buah adalah makanan surga yang bisa coba lebih dulu di Bumi. Tulisan ini didedikasikan untuk salad buah. Panjang umur, salad buah.

Arsip 2018

Related Posts

5 comments

  1. Sebagai Cules, sangat setuju salad buah bakal makin nampol kalau pake keju. Tapi kalau kebanyakan kadang suka offside sih. Jadi mending final third rada mundur, winger agak melebar, Suarez perbanyak diving, udah lah pasti salad buahnya on goal.

    ReplyDelete
  2. Salad buah itu memang enak. Tapi.. ada tapinya, asal buatan istri saya. Soalnya selama ini buatan istri saya itu yang paling enak (bagi saya loh). Ditambah lebih irit daripada harus beli, jadi enaknya dobel.. Hahahaha

    But, saya juga suka banget salad buah. Segar, gurih, manis, kayaknya semua ada di dalamnya. Sayangnya, kadang ada salad buah yang dibuat asal-asalan, jadi rasanya ga keruan. Makanya, salad buah yang paling enak itu buatan istri saya (lagi lagi menurut saya) atau adik saya.

    ReplyDelete
  3. saya juga pecinta salad dan lebih suka kuah kental juga.. dimakan pas buka puasa atau pas siang hari beuuh seger bgttt..

    -traveler paruh waktu

    ReplyDelete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.