zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Arti Mimpi bagi Seorang Pencerita

Mungkin kalian pernah melihat dari film-film yang kita tonton, bahwa ada seseorang yang bangun dari mimpinya dan bercerita pada kawan-kawannya. Oh, bagaimana mungkin itu terjadi. Setidaknya untuk saya sendiri. Sebab, mimpi-mimpi yang tak saya catat akan hilang dalam jangka kurang dari lima menit. Ini adalah cerita random bagaimana sudut pandang saya tentang sebuah mimpi.

Konon dari artikel yang saya baca, ada dua golongan manusia. Mereka yang otaknya reaktif akan mudah mengingat mimpinya ketika bangun dan mereka yang bisa dikatakan tidur benar-benar dialam bawah sadar sehingga tak peka dengan lingkungannya ketika tidur.

Sumber: youtube

Saya sangat setuju, sebab saya tergolong manusia no. 2. Bisa dibilang saya cukup susah untuk tidur cepat, namun sekali mendapat momen akan terjaga hingga benar-benar merasa ingin bangun. Sebagai seorang yang senang cerita dan bercerita, saya cukup senang dengan mimpi. Baik atau buruk adalah hal lain.

Saking senangnya, saya mungkin orang-orang terpilih yang bisa menekan tombol play pada mimpi saat hendak melanjutkan tidur. Seakan-akan, mimpi itu adalah sebuah kaset film dan otak adalah pemutarnya. Bagi beberapa orang mungkin terdengar aneh, tapi itulah yang terjadi.

Sepanjang hidup bermimpi, ada beberapa yang sempat saya catat. Misalnya, mimpi horor dikejar hantu di sebuah lorong yang saya kenal. Lorong itu memang sering saya kunjungi karena berada di wilayah tempat tinggal saya. Setelah mimpi itu, melihat lorong tersebut sudah tak sama lagi.

Dari artikel-artikel tentang mimpi, dikatakan bahwa mimpi adalah potongan-potongan peristiwa yang pernah kita lalui. Misalnya, pada lorong itu. Saya sering kesana melaluinya dan kemudian pada satu waktu bermimpi tentang lorong yang sama. Ini mirip konsep dejavu. Tapi pernahkah kita mengalami sebuah mimpi yang setelah kita pikir-pikir sangat asing dikepala kita.

Misalnya, kita berada pada suatu tempat antah berantah. Tempat itu cukup luas dan hanya ada sebuah pohon ek yang rimbun sendiri. Kita berpikir, tempat apa ini dan pernahkah kita kesana. Setelah terbangun, seakan-akan mimpi tersebut menghapus riwayat pemutaran mimpi tersebut. Hilang begitu saja secara permanen. Bahkan sekeras apapun kita mengingat, tak akan bisa.

Masih soal mimpi, ini tentang keanehan yang masih saya alami. Selain bisa melanjutkan mimpi dari tidur berikutnya, saya juga (kadang-kadang) bisa menggerakkan tubuh dalam dalam beberapa mimpi. Kenapa begitu, sebab pada kebanyakan mimpi itu hanya terlihat seperti sebuah pemutaran film dikepala. Tidak ada komunikasi antara kita dan realitas mimpi tersebut. Tapi lain hal dengan beberapa kasus. Saya bisa menggerakkan badan layaknya bermain virtual game.

Baca juga: Gara-Gara Cermin Hitam

Nah! Sebagai pencerita, melihat sebuah mimpi tak lagi sama. Dulunya, saya bisa bangun jam 2 pagi hanya untuk mengetok pintu kamar Mama. Sekarang, saya kerapkali terbangun dan menggerutu karena tak mendapat jatah mimpi. Sebab dari mimpi-mimpi tersebut saya bisa menemukan premis yang menarik untuk dijadikan sebuah cerita.

Cerita pendek saya kemarin, yang terbit di Harian Rakyat Sultra adalah bagian dari mimpi-mimpi saya. Ditulis dengan sentuhan gaya Fight Club karya Chuck Palahniuk, membuat saya tak lagi yakin pernah menulis itu. Bahkan dulu, saat cerpen itu dikabarkan naik saya tidak menyangka telah mengangkat tema sejauh itu. Saya merasa itu semua diluar dari diri saya. Semua itu karena mimpi, yang kemudian saya olah dari sisa-sisa ingatan dan catatan saya.

Begitulah yang terjadi, sebagai seorang pencerita melihat sebuah mimpi.

Related Posts

2 comments

  1. Kalau bisa menggerakkan tubuh di alam mimpi dan enggak cuma mengikuti alur cerita mimpinya, itu namanya "lucid dream".

    Saya pernah beberapa kali merasakan itu, pernah juga bisa melanjutkan mimpi kayak yang kamu tulis.

    Beberapa cerita di blog juga terinpsirasi dari mimpi. Saya cukup sering mencatat begitu terbangun dan mendapati mimpi yang terasa keren, sialnya ketikan saya tipo begitu dicek ulang pas benar-benar sadar. Jadi kadang catatannya enggak berguna. Haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, baru tau namanya. Noted.

      Sebagai pencerita, ternyata melihat sebuah mimpi ada kemiripan yah. Tapi emang nyebelin sih, kalo udah nyatat mimpi tapi ngga ingat juga karena catatannya kurang deskriptif dan visual.

      Delete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.