zsnr95ICNj2jnPcreqY9KBInEVewSAnK0XjnluSi

Ngomongin Film Pendek SANDERA


Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 28 Januari 2017 gue merilis film pendek gue, judulnya Sandera di YouTube channel gue. Projek ini adalah sesuatu yang sangat berarti bagi gue, bukan karena gue membuat "film pendek", tapi lebih ke mengetahui sesuatu. Contohnya, gue jadi tahu apa-apa saja yang harus gue persiapkan ketika nanti gue membuat film pendek berikutnya, gue jadi bisa mengantisipasi apa-apa saja kendala pada saat produksi berjalan. Semua gue lewati di projek ini.

Film pendek Sandera bukan film pendek pertama gue, karena sewaktu SMP bersama teman-teman gue, sebuah film pendek juga tercipta. Sebuah film pendek yang menurut gue sangat ngga layak untuk di  tonton. Ceritanya waktu itu, gue memberi tahu teman-teman kalau sebelum perpisahan sekolah gue mau membuat film pendek untuk diputar pada saat prom. Mereka menyetujui, gue menulis skrip. Pada saat syuting, mereka menolak skrip itu karena bahasanya kurang nyaman untuk mereka. Gue yang sudah susah payah menulis waktu itu hanya bisa diam. Lalu dengan sedikit sogokan bakso, gue akhirnya tenang. Kita syuting dengan segala ke-absurd-an. Mulai dari cerita yang ngga bisa ditebak apa endingnya, sampai ke dialog yang keluar sendiri. Satu hal yang terlintas di kepala gue saat itu..

..mati aja gue.

Seperi pada umumnya, sebuah karya pasti akan membuat penciptanya mendapatkan sesuatu. Walaupun di film pendek waktu SMP itu menurut gue gagal, gue mencoba membuat lebih baik lagi di film pendek Sandera. Walau seperti yang kalian lihat, masih banyak kekurangan. Gue sangat menyadari itu.

Film pendek Sandera bermula dari rasa ingin gue membuat sesuatu dari seringnya menonton film. Dari itu, gue mulai meramu cerita, membangun karakter, mencari pemain, memulai reading dengan pemain, dan yang paling penting  adalah syuting. Sewaktu gue menulis skenario film pendek Sandera hanya memakan waktu seminggu dengan banyak istirahat. Lalu, di sela-sela Porseni gue mulai mencari pemain yang akan memerankan karakter-karakternya. Pilihan sewaktu menulis sudah ada, gue sudah menentukan mana-mana saja yang akan memerankan, tapi karena satu dan lain hal ketiga pemain yang seharusnya bermain jadi tidak gue mainkan. Gue akhirnya memutar kepala, mencoba mencari jalan keluar. Gue kembali kepada skrip, lalu memandang siswa-siswi berlalu lalang, gue melihat seorang teman, namanya Krisna. Waktu itu, perkenalan kita hanya sebatas pertanyaan,"Aplikasi edit kamu apa?" Dia bertanya seperti itu, karena teman gue yang sekarang berada satu kelas dengan dia merekomendasikan untuk bertanya ke gue.

Singkat cerita, gue akhirnya ngomongin bahwa gue ada projek. Ngga besar, cuma butuh banyak pengorbanan. Waktu, tenaga, dan lain-lain. Dia menyetujui setelah membaca skrip-nya. Lalu gue mencari seorang karakter yang berperan sebagai teman gue juga. Dengan otak yang dingin, gue akhirnya bertemu dengan orang bermuka polos, Tahir Naila. Karakternya di film itu sebenarnya bisa di bilang hanya sebagai joker, atau orang yang hanya ditertawakan. Pas gue tawarin, dia langsung mengiyakan. Dalam hati,"Hmm, malang sekali nasibmu, Tahir."

Lanjut ke karakter perempuan, gue memutuskan untuk mengambil salah seorang adik teman gue, namanya Sangia Elma. Gue memberi dia skrip, dia baca. Besoknya kita syuting.

Syuting dengan segala keterbatasan yang hampir kita ngga tahu itu ngga enak. Lebih baik, kita tahu apa yang kurang dari itu, agar pas mulai kita bisa mengakali. Daripada kita tahu pas mau mulai. Itulah yang kita alami. Gue stres setengah mati. Masalah suara, gue sudah mewanti-wanti hal ini, gue sempat membeli mic untuk dslr, tapi sayangnya dslr kami ngga ada yang support. Dengan gue berdiam diri di kamar seharian, gue mulai menyiapkan segala kekurangan agar pas hari syuting pertama kekurangan yang kami alami ngga brutal-brutal amat.

Problem bukan hanya sampai disitu. Karena suara yang bocor, jadi, segala hal yang bersuara akan masuk. Dan kita semua ngga akan bisa mencegah itu. Jadi, gue memilih untuk terus jalan. Biarkan waktu yang akan menjawab. Kita menghabiskan syuting di kamar gue dengan waktu yang lumayan lama. Lalu setelah itu, kami berpindah lokasi ke sebuah rumah kosong yang gue cari sebelum film disyutingkan.

Kendala di rumah kosong adalah pada saat malam pertama syuting, banyak sekali anak-anak yang menyaksikan kita dari luar. Gue mengarahkan mereka untuk pergi sebentar, dan mereka mengiyakan. Kendala lain datang, pas tahu kita butuh kursi, gue langsung panik setengah mati. Kursi itu sangat penting, moodnya tanpa kursi akan beda. Gue akhirnya memberanikan diri untuk meminjam kursi di orang sebelah. Mereka bertanya,"Untuk apa dek?"

Gue menjawab gagap,"Untuk syuting, Tante."

"Kerjaan sekolah yah?" tanyanya lagi.

Gue menyuruh Krisna mengambil kursi, sambil gue menjawab,"Bukan, Tante. Cuman iseng-iseng aja."

Setelah itu, kami syuting dengan tenang. Lalu terdengar suara orang masuk. Dari balik gorden, seseorang bersiluet muncul lalu bertanya,"Sudah minta ijinkah?"

Gua panik,"Sudah tadi, sama orang sebelah."

"Oke, jangan terlalu ribut." serunya.

"...."

Syuting kami selesaikan secepat mungkin sebelum problem lain muncul. Dan inilah beberapa foto pas reading dan syuting.


Latihan dulu. (1/3)

Abaikan bantal Micket Mouse-nya.
Masih Latihan. (2/3)

Inilah sosok asli si sosok misterius.
Latihan lagi. (3/3)
Setalah film itu publish, gue memberitahukan beberapa teman gue. Kami promosi sebisanya. Lalu gue meminta Robby, teman blog gue untuk mengulas film itu di blognya. Beberapa orang mengkritik juga menyarankan, gue menerima. Beberapa diantaranya, mereka bilang gue grogi. Gue bukan mau membela diri dari apapun. Gue hanya mau jujur, karakter itu gue ciptakan sebagai orang yang terpojok, istilahnya terasing. Karakter itu susah ngomong sama cewek, kadang-kadang naif. Tapi yah, mungkin gue juga masih terlalu grogi untuk peran itu. Tapi, gue mau mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian yang mendukung jalannya projek ini. Kalian yang mungkin menghabiskan kuota untuk menonton film ini. Kalian yang memberi like, kalian yang menkomentari. Untuk kalian semua, terima kasih banyak! :')

Related Posts

21 comments

  1. Kece nih, bikin film pendek.. gue juga dulu suka iseng bikin project film pendek bareng temen-temen sebelum komersil hehehe. Soal suara yang bocor, mungkin bisa diakali pake clip on yang di record pake hp, tinggal disatuin aja video sama suaranya pas proses editing. Harga clip on lebih terjangkau sih ketimbang mic buat dslr.

    Tetep semangat dalam berkarya ya :v

    ReplyDelete
  2. uwaaaaa setelah baca ini gue jadi inget kalo dulu gue juga suka banget bikin film pendek, cuma jadi hobi aja sih, padahal juga gak dibikin komersil. Sampe sampe gue bikin dapur filmnya sendiri dgn nama Ketcubung Kertas karena aemang waktu itu lagi musimnya batu ginjal eh batu akik. Semangat ya bikinnya, seorang master lahir dari newbie yang berada dilautan ganas...

    ReplyDelete
  3. Wah repot juga ternyata ya.
    banyak latihanya macem artis papan atas.
    Btw, aku komentar di youube bang rahul juga ya,
    yakali youtubeku bisa di subscribe ehehek :)

    ReplyDelete
  4. Pertama-tama gue mau minta maaf, dikarenakan sebagai anak kos yang sangat mencoba irit dan wifi di kos gue belum kembali dinyalakan setelah libur panjang, gue belum bisa nonton film pendek lu. Mungkin nanti pas wifi kos udah nyala bakal gue tonton, maaf... banget ya ._.

    Eh btw gue juga lagi project bikin film pendek nih, tapi ini buat lomba sih. Jadi kampus gue ngadain acara antar jurusan gitu dan gue dipercaya jadi script writernya. Karena gue yang sibuk akhirnya gak bisa ngeliat proses syuting, padahal aslinya gue gak tau menau gimana sih syuting itu apalagi dengan alat yang sederhana xD. Kapan-kapan dokumentasiin dong proses syutingnya biar gue tau gimana sih proses syuting film pendek, hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm, ngga apa2. Mudah2an bisa nonton agar bisa memberi masukan juga..

      Delete
  5. Karena udah kebiasaan gue nonton film barat yang berkualitas tinggi, maaf kata memang film buatan lo jauh banget dari kata bagus. Memang alur ceritanya menarik, tapi banyak minimnya bro. Pencahayaan, yang buat gambar kurang jelas. Lalu percakapan antar tokoh yang masih sangat kaku dan terkesan menghafal. Penonton butuh percakapan yang alami, intonasi yang tepat, dan mimik wajah yang meyakinkan. Gue memang maklum karena lo masih pemula banget dalam dunia filman. Semoga kritik gue ini bisa membangun untuk syuting film berikutnya. Gue tentunya sangat mengapresiasi filmnya, karena kalian udah kerja keras buat ciptain film ini. Sorry apabila kata-kata gue agak menyinggung. Semoga sukses, Adi.

    eh salah, Rahul.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih kritiknya bang. Masih belajar. Masih haus bimbingan. :)

      Delete
  6. video sudah aku download dengan kualitas HD ( heheheeh aku minta filmnya iya kak, plisss) dan memang pencahayaannya kurang, tapi kameranya nggk geter geter kok. dan menurutku sudah bagus. btw dari awal gua kirain mau nyelamatin cewek....eh malah kejutan ultah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Attar.

      Iya, masih perlu belajar. Seharusnya, ngga usah spoiler sih..

      Delete
  7. Sebagai orang yang pernah membuat film pendek dan orang menulis naskahnya juga. Saya merasakan juga susahnya ya. tapi untungnya itu tugas sekolah jadi supportnya banyak. Beda sama km yang mulai dari diri sendiri sampai terbuatnya karya SANDERA ini. sukses bro!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, pengen juga buat kayak gini lagi tapi ada yang support. Minimal sekolah. Tapi yah, daripada menunggu, mendingan jalan sendiri aja~

      Delete
  8. aku lihat aktingnya memang masih sedikit kaku.
    tapi itu nggak masalah, namanya masih belajar.
    punya keinginan buat bikin film pendek aja udah keren.

    ReplyDelete
  9. hmm.. berarti kesan grogi itu sebenarnya nggak natural ya, tapi dibuat biar bisa menghasilkan karakter terpojok itu? mantap

    ReplyDelete
  10. Lu mau bikin film pendek bukan karena tugas sekolah aja udah keren, Hul. Gue mah apa, bikin film pendek karena disuruh guru. :(

    ReplyDelete
  11. Wih keren udah bikin film pendek, kalau bisa dibikin episode aja biar yang nonton penasaran. Btw, masih banyak yang perlu diperbaiki seperti pencahayaan dan keluwesan pemerannya bro. Tetap semangat bikin film pendek yes! Sukses!

    ReplyDelete
Terimakasih sudah membaca. Sila berkomentar terkait tulisan ini.