Cover Midnight in Paris |
Film Midnight in Paris dari segi komedi menurut gue lumayan. Pecah dibagian, ah nonton aja. Tapi, kalau mau dibandingin dengan Annie Hall, kayaknya lebih lucu Annie Hall. Ini adalah film Woody Allen kedua yang gue tonton. Sebenarnya ada beberapa list yang sudah masuk, tapi belum sempet.
Jujur, selain suka dengan konsep ber-fantasi ke masa lalu di film ini, ada satu hal yang ngga berhenti bikin gue menggerutu sepanjang mulainya film. Itu adalah warna filmnya bagus banget. Apalagi pas opening-nya. Ada beberapa scene panjang yang gue suka, apalagi long-take saat dialog gitu. Seru abis sih.
Akibat nonton film itu, malam gue jadi agak aneh. Gue kembali berkhayal bisa kembali ke masa lalu lagi. Bertemu teman lama dengan sifat lamanya. Sungguh perayaan komedi yang sangat elegan dari Woody Allen. Ini fim kesekian comedy-romance yang cukup beda dan seru. Soalnya jarang banget bisa menemukan film komedi yang tajam dibagian cerita dan dialog. Palingan hanya mengandalkan mimik dan ekspresi.
Sejauh ini, film Midnight in Paris adalah film comedy-romance terbaik dari beberapa comedy-romance yang gue sudah tonton. Gue bisa dengan pedenya memberikan bintang 4,5 dari 5 untuk film ini.
Untuk ukuran sebuah kritik, tidak lengkap jika hanya menyampaikan kelebihan. Menurut gue pribadi, yang kurang dari film ini cuma satu: di beberapa adegan cukup membosankan. Gue ngga tau, soalnya di film Annie Hall-nya Woody Allen juga begitu. Mungkin sudah jadi ciri khas, gue ngga tau. So far, selain itu semuanya aman.
Setelah title ending sudah berjalan, gue mulai merenung, kisah mana yang akan gue datangi lagi. Rintik-rintik hujan menemani habisnya film Midnight in Paris. Satu per satu kenangan tiba-tiba mampir. Malam itu suara yang kosong diisi oleh suara rintik hujan dan kipas angin, sembari menaruh tangan dibawah kepala gue berpikir kembali, mendatangi kisah demi kisah yang sudah lewat. Mungkin ngga bisa lewat pintunya Doraemon atau mobilnya Dr. Emmett Brown, tapi mungkin bisa lewat fantasi. Atau mungkin juga gue akan membuat cara baru, lewat mimpi misalnya.
haha kalau untuk fantasi ke masa lalu gue sarankan melalui pintu doraemon dengan mesin waktunya deh sob :)
ReplyDeleteHmm~
DeleteAh, iya! Ini penulis favoritnya Radit juga: Woody Allen. Gue malah nggak tau filmnya, jadi penasaran.
ReplyDeleteNonton gih~
Deleteentah kenapa aku kurang suka dengan genre comedy & romance, lebih suka yg drama (tp bukan drama romance), utk genre drama ada rekomendasi ga?
ReplyDeleteKembali ke selera, sih.
DeleteDrama? Gue tau banyak. Tapi kebanyakan ada campurannya. Misalnya, Drama + Comedy, Drama + War, etc..
gan punya link downloadn film ini ga ? muehe
ReplyDeleteWaduh.. -_-
DeleteAaaaakk belum nonton malah ini. Tapi lebih oke Annie Hall ya? Kalo dibandingin Manhattan gimana?
ReplyDeleteMau coba nonton Manhattan dulu, deh~
DeleteAku jadi pnasaran film2nya woody alllen yg lain, aku suka genre komedi romantis soalnya
ReplyDeleteNonton gih~
DeleteWaa,filmnya seru nih, yang pertama sih udah nonton, mungkin yang satu ini lebih seru ya..
ReplyDeleteCoba aja~
DeleteKalo ngasi rate 4,5 dari 5. Keknya film ini emang keren banget. Patut gue masukkan list nonton selanjutnya, nih... :)
ReplyDeleteMakasih lho, udah buat penasaran.
Segera, pokoknya..
DeleteHahaha, sama2 lho bang~